Sabtu, 20 November 2010

Evaluasi Kurikulum

Evaluasi Kurikulum
A. Pengertian Evaluasi Kurikulum.
Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut pakar kurikulum. Oleh karena itu disini penulis mencoba untuk mengartikan kata perkata untuk mempermudah dalam memahami arti dari evaluasi kurikulum tersebut.
Menurut Purwanto dan Atwi Suparman,evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat suatu keputusan tentang suatu program.
Sedangkan Ruman dan Mowbray mendefenisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan.
Kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman Yunani kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata curir,yang artinya pelari dan curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak” yang harus ditempuh oleh pelari. Mengambil rumusan diatas,kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh/diselesaikan anak didik untuk mendapat ijazah .
Adapun menurut Sisdiknas,kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu .
Menurut Grayson (1978) kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut secara terstruktur untuk suatu bidang studi,sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran.
Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekspreskan dalam praktek. Dalam bahasa latin,kurikulum berarti track atau jalur pacu,sehingga yang dimaksud dengan kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan akan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran terencana suatu institusi pendidikan.
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum diatas dapat kita simpulkan bahwa evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang mamfaat,kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau dapat juga kita katakana bahwa evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau yang sedang dijalankan.

B. Hakikat Evaluasi kurikulum.
Evaluasi pada dasarnya adalah proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Dalam proses tersebut tercakup usaha mencari dan mengumpulkan informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang menjadi objek evaluasi seperti program,prosedur,usul,cara pendekatan,model,hasil program dan lain lain .
Hakekat dari evaluasi kurikulum adalah mencari informasi, mengoreksi dan memperbaiki atau mungkin menganti kurikulum yang kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat sekitar,sehingga kurikulum tersebut dapat memenuhi kebutuhan dari masyarakat dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksannan pengembangan sistem pendidikan dan modal pengembangan kurikulum yang digunakan. Hasil evaluasi kurikulum dapat juga digunakan oleh guru,kepala sekolah dan pelaksana pendidikan lainnya untuk mengetahui perkembangan siswa,memilih bahan pelajaran,memilih metode serta cara penilaian pendidikan.
Dengan adanya evaluasi kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat melihat dan bercermin apakah kurikulum yang sedang dilaksanakan dan dijalankan pada saat ini memiliki andil dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi anak didik dan masyarakat atau tidak,sehingga para pelaku pendidikan dapat memberikan koreksi terhadap kurikulum yang sedang dijalankan pada saat ini.
Apa bila kurikulum tersebut terbukti sudah tidak relevan dengan perkembangan keilmuan pada saat ini,maka kurikulum tersebut harus dikembangkan bahkan diinovasi. Dengan demikian pendidikan tidak berkesan jalan ditempat dan tidak dapat menjawab tantangan zaman.
Selain itu dengan adanya evaluasi kurikulum kita dapat melihat ketercapaian tujuan institusi pendidikan dan keterkaitan antara tujuan belajar,metode evaluasi dan cara belajar siswa .Apa bila tujuan institusi pendidikan tidak tercapai,maka yang pertama kali mendapat sorotan adalah permasalahan kurikulum. Karena kurikulum adalah alat agar tujuan dari institusi pendidikan tersebut tercapai.
Penilaian atau evaluasi kurikulum merupakan bagian yang integral dari perencanaan,pelaksanaan,.pembinaan,dan pengembangan kurikulum. Dengan demikian maka penilaian kurikulum akan menjadi tugas dan tanggung jawab semua fihak mulai dari unsur perencana,pelaksana,pembina dan pengembang kurikulum disekolah. Ini berarti,kepala sekolah.guru dan steak holder yang terkait harus terlibat dalam pengevaluasian kurikulum tersebut.
Kepala sekolah melalui hasil monitoring dapat mengumpulkan informasi-informasi yang berguna dalam rangka pengevaluasian kurikulum dengan tujuan kurikulum tersebut dapat menjadi kurikulum yang sempurna.
Selain kepala sekolah guru juga memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka menjadikan kurikulum lebih baik dan bermutu. Gurulah yang mengetahui keluasan materi yang diajarkan kepada anak didiknya ,dan guru pulalah yang mengetahui relevansi antara satu bidang studi dengan bidang studi yang lainnya. Maka dalam pengevaluasian kurikulum,semua fihak yang terkait harus diikut sertakan guna mengumpulkan informasi-informasi yang kelak digunakan untuk pengembangan dan perbaikan kurikulum tersebut.
Menurut Stufflebeam,ada tiga hal penting yang tercakup dalam proses evaluasi yaitu:menetapkan suatu nilai,adanya suatu kriteria,adanya deskripsi program obyek penilaian .
Komponen yang lain yang dapat menunjang dalam keberhasilan evaluasi kurikulum adalah pertimbangan. Pertimbangan merupakan hasil yang sangat penting dalam proses evaluasi. Pertimbangan tersebut diharapkan tepat jika informasi yang diperoleh juga tepat. Oleh karena itu,pengumpulan informasi harus didasarkan pada rencana pertimbangan yang telah ditetapkan,pertimbangan yang diambil tidak harus menuntut adanya pengambilan tindakan. Sebagai contoh.kepala sekolah mempertimbangkan bahwa suatu kurikulum yang baru akan lebih efektif.
Sedang komponen yang terakhir yaitu pembuatan keputusan. Komponen ini merupakan tujuan akhir dari evaluasi kurikulum. Dalam pembuatan keputusan harus dipikirkan dengan matang karena dalam keputusan tersebut yang akan membawa kearah yang positif ataupun kearah yang negatif.
“Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada fihak-fihak yang berkepentingan” .

C. Peranan Evaluasi Kurikulum
Peranan evaluasi dalam kurikulum khsususnya pendidikan minimal berkenaan dengan tiga hal,yaitu sebagai moral judgment,evaluasi dan penentuan keputusan,evaluasi dan consensus nilai.
1. Evaluasi sebagai moral judgment
Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai. Hasil dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya. Hal ini mengandung dua pengertian,pertama, evaluasi berisi suatu skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut,suatu obyek evaluasi dapat dinilai. Kedua evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis berdasarkan kriteria-kriteria tersebut suatu nilai dapat dievaluasi.
Evaluasi bukan merupakan konsep tuggal,minimal meliputi dua kegiatan, pertama mengumpulkan informasi dan kedua menentukan suatu keputusan. Kegiatan pertama mungkin juga mengandung segi-segi nilai, tetapi belum menunjukkan suatu evaluasi. Dalam kegiatan yang kedua yaitu menentukan keputusan menunjukkan suatu evaluasi,dasar pertimbangan yang digunakan adalah suatu perangkat nilai-nilai.
Karena masalah-masalah dan konsep-konsep dalam pendidikan selalu mengalami perkembangan,maka pertalian antara informasi pendidikan yang diperoleh dengan keputusan yang diambil tidak selalu sama,mengalami perkembangan pula. Perkembangan ini terutama berkenaan dengan perkembangan atau perubahan nlai-nilai tersebut. Atas dasar nilai-nilai tersebut maka keputusan pendidikan baru bisa diambil .
2. Evaluasi dan Penentuan Keputusan.
Pada dasarnya pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau khususnya dalam pelaksanaan kurikulum yaitu murid,kepala sekolah,orang tua pengembang kurikulum dan sebagainya. Pada prinsipnya mereka semua mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan sesuai dengan posisinya sebagai murid,guru mengambil keputusan sesuai dengan posisinya sebagai guru,besar kecilnya peranan keputusan yang diambil oleh seseorang sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya seta lingkup masalah yang dihadapinya pada suatu saat. Beberapa hasil evaluasi menjadi bahan pertimbangan bagi murid untuk belajar lebih giat atau tidak.
Lain halnya keputusan yang diambil oleh seorang guru,ia mengambil keputusan untuk kepentingan seluruh murid. Demikian pula keputusan yang diambil kepala sekolah dan sebagainya. Jadi, tiap pengambil keputusan dalam proses evaluasi mempunyai posisi nilai yang berbeda.
3. Evaluasi dan Konsensus Nilai
Dalam berbagai situasi pendidikan serta kegiatan pelaksanaan evaluasi kurikulum,sejumlah nilai-nilai dibawakan orang-orang yang turut terlibat atau berpartisipasi dalam kegiatan penilaian atau evaluasi. Para partisipan dalam evaluasi pendidikan dapat terdiri dari orang tua,murid,guru,pengembang kurikulum dan lain-lain.
Secara historis,konsessus nilai dalam evaluasi kurikulum berasal dari tradisi mental serta eksperimen. Consensus tersebut berupa kerangka kerja penelitian,yang dipusatkan pada penelitian-penelitian khusus,pengukuran prestasi belajar yang bersifat behavioral,penggunaan analisis statistic dan pretest serta post tes dan lain-lain. Model penelitian diatas merupakan suatu social engineering atau system approach dalam pendidikan. Dalam model penelitian tersebut keseluruhan kegiatan dapat digambarkan dalam suatu flow chart yang merumuskan secara oprasional input (pretest) cara-cara kegiatan (treatment) serta output ( protest) .
Fungsi,Prinsip dan Cakupan Evaluasi Kurikulum
A. Pengertian Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Sedangkan, Rooijackers Ad mendefinisikan evaluasi sebagai "setiap usaha atau proses dalam menentukan nilai". Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan. Dan menurut Anne Anastasi mengartikan evaluasi sebagai "a systematic process of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils". Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas.
Menuru Mehrens dan Lehmans yang dikutip oleh Ngalim purwanto evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan,memperolah dan menyediakan infarmasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternative-alternatif keputusan .
Cross,seperti yang dikutip oleh H.M Sukardi mendefenisikan evaluasi sebagai proses yang menentukan kondisi,dimana suatu tujuan telah dapat dicapai.Defenisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluais dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat,dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami,member arti mendapatkan dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambilan keputusan
Evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta pendidikan, pengajar maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi dimana siswa mendapatkan nilai yang mernuaskan maka akan memberikan dampak berupa suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi. Pada kondisi dimana hasil yang dicapai tidlak mernuaskan maka siswa akan berusaha memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus positif dari guru/pengajar agar siswa tidak putus asa. Dari sisi pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
B. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Evaluasi pendidikan dalam proses pengambangan system pendidikan dimaksudkan untuk :
1. Perbaikan system.
Dalam konteks tujuan ini,peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif,karena informasi hasil penilaian dijadikan input bagi perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam system pendidikan yang sedang dikembangkan. Disini evaluasi lebih merupakan kebutuhan yang dating dari dalam system pendidikan itu sendiri karena evaluasi dipandang sebagai factor yang memungkinkan dicapainya hasil pengembangan yang optimal dari system yang bersangkutan. .
Yang dimaksud dengan perbaikan system disini adalah system pendidikan secara menyeluruh,mulai dari pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan nasional sampai sampai dengan guru yang bertanggung jawab terhadap pendidikan secara harian.
Jadi apabila kita berbicara evaluasi pendidikan,maka kita ketahui bahwa pendidikan tersebut tidak hanya sebatas administrasi pengajaran yang dilaksanakan guru yang akan kita evaluasi,lebih dari itu seluruh perangkat yang berkenaan denganpendidikan harus kita evaluasi juga dalam untuk melihat kekurangan-kekurangan yang ada dalam system pendidikan kita.
Sangant kita sayangkan apabila dalam evaluasi pendidikan tersebut kita hanya tertumpu pada evaluasi pengajaran,akan tetapi kita lupa untuk melihat pendidikan tersebut sebagai suatu system yang tidak dapat kita pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Apa bila hal tersebut terjadi pada diri kita,maka yang selalu menjadi topic perdebatan kita sehari-hari hanyalah sebatas evaluasi pengajaran yang dilakukan uleh guru terhadap anak didiknya,sehingga komponen-komponen pendidikan yang lain luput dari perhatian kita. Mungkin ini adalah salah satu penyebab pendidikan kita pada saat sekarang ini jauh dari yang kita harapkan.
2. Pertanggung jawaban pemerintah kepada masyarakat
Selama pada masa pengembangan sistem pendidikan,perlu adanya semacam pertanggung jawaban dari fihak pengembangan kepada berbagai fihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang dimaksud mencakup baik pihak yang mensponsori kegiatan pengembangan system tersebut,maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari system yang telah dikembangkan. Dengan kata lain,pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah,masyrakat,orang tua,petugas-petugas pendidikan dan pihak-pihak lainnya yang ikut mensponsori kegiatan pengembangan system yang bersangkutan .
Jadi dengan adanya evaluasi pendidikan ini pemerintah sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan nasional kepada masyarakat luas. Dari evaluasi yang diadakan pemerintah akan dapat melihat kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam system pendidikan nasional,sekaligus merencanakan pendidikan kedepan kearah yang lebih maju.
Untuk saat ini baik atau buruknya kualitas pendidikan kita dapat dilhat dari hasil Ujian Akhir Nasional yang diadakan oleh pemerintah,terlepas dari pro dan kontra tentang Ujian Akhir Nasional sebagai alat untuk mengukur hasil pendidikan kita secra nasional.
Akan tetapi itulah salah satu alat yang dijadikan pemerintah sebagai laporan kepada masyarakat luas tentang gambaran pendidikan kita. Dengan adanya laporan tersebut diharapkan menjadi umpan balik bagi pemerintah dalam rangka mengevaluasi pendidikan secara system dalam rangka memajukan pendidikan kita.
Dalam pertanggung jawaban hasil yang telah dicapainya,pihak pemerintah perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari sitem yang sedang dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. Untuk menghsilkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan tersebutitulah diperlukan kegiatan evaluasi.
3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
Tindak lanjut dari hasil pengembangan system pendidikan dapat berbentuk jawaban atas dua pertanyaan. Pertama,apakah system yang baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan? Kedua,dalam kondisi bagaimana pula system tersebut akan dilaksanakan?
Selanjutnya menurut Saipul sagala membagi fungsi evaluasi menjadi tiga fungsi pokok,yaitu:
1. Mengukur kemajuan
2. Menunjang penyusunan rencana
3. Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali
Adapun bagi pendidik,secara didaktik evaluasi pendidikan memiliki lima macam fungsi yaitu:
1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha yang telah dicapai oleh peserta didiknya. Dengan adanya evaluasi guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didiknya dalam menyerap pengetahuan yang telah diberikan. Dengan demikian guru akan mengetahui siapa saja diantara muridnya yang telah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dan siapa saja dari muridnya yang mungkin masih harus dibimbing lagi untuk sampai kepada taraf kesempurnaan ilmu pengetahuannya.
2. Memberi informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi masing-masing peserta didik ditengah-tengah kelompoknya. Jadi dengan adanya evaluasi guru dapat mengelompokkan anak didiknya. Dengan adanya pengelompokan siswa tersebut guru dapat mencarikan solusi pengajaran bagi setiap anak didiknya.kelompok anak didik yang cepat dapal memahami pelajaran akan berbeda penanganannya dengan kelompok anak didik yang mungkin agak lamban dalam mengikuti pelajaran. Sehingga guru dapat menerapkan metode,strategi yang berbeda ketika melakukan proses belajar mengajar dan melakukan bimbingan atas anak didiknya.
3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
4. Memberikan pedoman untuk mencari jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya. Dengan adanya evaluasi guru dapat mengetahuai problem siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan mengetahui problem yang sedang dihadapi siswanya guru digarapkan dapat memberikan jalan keluar terhadp masalah-masalah siswa yang sulit dalam belajar. Disinilah peran seorang guru sebagai pembimbing sekaligus memberikan solusi terhadap permasalahan anak didiknya. Guru akan kesulitan memberikan jalan keluar bagi siswa apabila guru tersebut tidak mengetahui keberadaan siswanya dalm menerima pelajaran.
5. Memberikan petunjuk tentang sejauh mana program yang telah ditentukan telah dapat dicapai. Guru akan mengetahui apakah program yang dijalankannya berhsil atau tidak salah satunya adalah dengan menggunakan alat yaitu evaluasi.apabila anak didiknya telah dapat menyerap pengetahuan tersebut dengan baik dan secara merata berarti program yang telah ditentukan tersebut sudah terlaksana dengan baik. Dan apabila belum berjalan,maka guruakan menerapkan strategi yang lain agar program tersebut tuntas dan berjalan sebagaimana mestinya.
Adapun bagi sekolah atau lembaga pendidikan,evaluasi memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru,maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari hasil penilaian tersebut juga sekolah dapat menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan program berikutnya yang lebih baik. Artinya setelah adanya evaluasi kurikulum fihak sekolah dapat melakukan pengembangan-pengembangan yang dianggap perlu terhadap kurikulum tersebut. Apa bila kurikulum tidak dievaluasi maka pihak sekolah tidak akan mengetahui apakah kurikulum yang sedang diterapkan sekarang sudah memenuhi tuntutan masyarakat atau belum. Apakah kurikulum yang sedang diterapkan bisa menjawab tuntutan zaman atau tidak dan sebaginya yang mencakup dengan kurikulum.
2. Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah. Nilai yang didapat dari hasil evaluasi menunjukkan keberhasilan sekolah dalam melaksanakan kurikulumnya. Dengan demikian dapat digambarkan diposisi manakah sekolah tersebut berada. Sekolah yang memiliki manajemen yang baik dan melaksanakan prinsip-prinsip manajemennya akan menduduki tempat yang lebih ditimbang dari sekolah yang tidak memilki manajemen yang baik. Dengan adanya evaluasi sekolah dapat melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada sekolah tersebut,yang akhirnya dapat melakukan perbaikan dan perubahan-perubahan yang positif.
3. Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Evaluasi juga menyentuh maslah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Sekolah dapat melihat kualitas gurunya dapam proses belajar mengajar setelah diadakannya evaluasi dan penilaian terhadap guru. Guru yang melakukan pembelajaran secara sembarangan akan berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai oleh siswa yang pada akhirnya akan memberikan pengaruh yang negative terhadap keberadaan sekolah tersebut.
Dengan evaluasi juga sekolah akan mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran. Dengan mengetahui hal tersebut,sekolah diharapkan memberikan jalan keluar dan bimbingan-bimbingan yang diperlukan guru dalam rangka meningkatkan kinerja dan profesionalitas mereka.
4. Untuk meningkatkan prestasi kerja . keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalam pengajaran akan mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja yang telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi
5. Informasi dari guru tentang tepat atau tidaknya kurikulum untuk sekolah dapat merupakan bahan timbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan dating.
6. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun-ketahun,dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah,yang dilakukan,sehingga diketahui apa yang dilakukan oleh sekolah selama ini sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari baiknya angka-angka yang diperoleh oleh siswa.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang tingkat pencapain tujuan dari kurikulum oleh siswa,sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut tersebut dapat berupa:
a. Penempatan pada tempat yang tepat
b. Pemberian umpan balik
c. Diadnosis kesulitan belajar siswa
d. Penentuan kelulusan
C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan.
Dalam bidang pendidikan,beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat sebagai berikut:
1. Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja dan tujuan yang telah ditentukan.
2. Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensip.
3. Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik .
4. Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu.
5. Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.
Adapun menurut Slameto,harus minimal memiliki tujuh prinsip,diantara prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Terpadu
2. Menganut cara belajar siswa aktif
3. Kontinnuitas
4. Koherebsi dengan tujuan
5. Menyeluruh
6. Membedakan
7. pedagogis
Prinsip keterpaduan dalam evaluasi adalah,evaluasi merupakan suatu hal yang integral dalam program pendidikan. Jadi keterpaduan dalam evaluasi pendidikan adalah keterpaduan system. Dalam dunia pendidikan kita tidak bisa memisahkan antara satu komponen pendidikan dengan komponen yang lain.evaluasi yang dilakukan hanya dalam sub system saja tidak akan menghasilkan suatu yang optimal dalam perbaikan pendidikan. Sebagai suatu contoh,kita mengadakan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidika kita,akan tetapi kita tidak pernah melakukan evaluasi terhadap kurikulum dan juga tidak pernak mengevaluasi kebijakan-kebijakan pendidikan yang lain. Maka evaluasi pengajaran yang kita lakukan tersebut secara luas belum akan dapat memajukan pendidikan kita secara makro.
Dalam evaluasi juga berkaitan dengan metode belajar mengajar yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif. Siswa juga mempunyai peran yang beasr dalam rangka member masukan kepada pihak sekolah tentang bagaimana proses belajar mengajar dilakukan. Selanjutnya siswa sendiri juga memerlukan adanya evaluasi untuk mengetahui pencapaian dalam pembelajaran. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan siswa akan informasi mengenai kemajuan belajarnya. Siswa yang baik akan merasa kecewa apabila usahanya tidak dievaluasi.
Adapun prinsip koherensi dimaksudkan adlah bahwa evaluasi harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur. Tidak dapat dibenarkan menyusun alat evaluasi pencapaian belajar yang mengukur bahan yang belum disajikan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian tidak diterima apabila alat evaluasi berupa butir yang tidak berkaitan dengan bidang kemampuan yang hendak diukur.
Demikian juga dengan evaluasi terhadap lembaga pendidikan. Alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi haruslah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang te;ah ditetapkan oleh pemerintah. Dan yang perlu kita perhatikan dalam evaluasi terhadap lembaga pendidikan tersebut adalah sejauh mana pemerintah tersebut telah membina suatu lembaga pendidikan. Sehingga pemerintah dapat mengukur lembaga-lembaga pendidikan tersebut dengan indicator-indikator yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh untuk kita renungkan,didaerah-daerah yang terpencil yang lembaga pendidikannya tidak pernah tersentuh oleh pemerintah,akan tetapi lembaga tersebut akan dievaluasi dengan standar pemerintah,sehingga lembaga pendidikan tersebut dinyatakan oleh pemerintah dinilai tidak layak untuk berdiri.
Jadi prinsip koherensi dalam evaluasi sangatlah dibutuhkan,sehingga akan terjadi suatu kesesuaian antara objek yang dievaluasi dengan indicator-indikator yang ditetapkan sebagai alat evaluasi tersebut.
Prinsip selanjutnya adalah pedagogis , yang mana evaluasi tersebut diterapkan sebagai upaya adanya perbaikan. Ditingkan evaluasi pembelajaran diharapkan adanya perbaikan tingkah laku siswa. Demikian juga evaluasi ditingkat lembaga pendidikan,diharapkan lembaga pendidikan yang dievaluasi dapat merubah “tingkah lakunya” dalam menjalankan lembaga tersebut. Demikian juga evaluasi ditingkat makro (system),perubahan yang sangat diharapkan setelah system pendidikan tersebut akan berubah mulai dari kebijakan-kebijakan pendidikan sampai dengan program-progam pendidikan yang akan dikembangkan.
Prinsip akuntabilitas dalam evaluasi adalah sejauh mana program pendidikan perlu dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban. Pihak-pihak tersebut antara lain orang tua,masyarakat,lingkungan pada umumnya dan lembaga pendidikan itu sendiri. Pihak-pihak ini perlu mengetahui keadaan kemajuan belajar siswa agar dapat mempertimbangkan pemamfaatannya .

D. Cakupan Evaluasi Pendidikan.
Mengingat luasnya cakupan bidang pendidikan,dapat diidentifikasikan bahwa evaluasi pendidikan pada prinsipnya dapat dikelompokkan kedalam tiga cakupan penting,yaitu evaluasi pembelajaran,evaluasi program, dan evaluasi sistem .Evaluasi dilakukan pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang pendidikan satuan dan jenis pendidikan.
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar. Evaluasi pembelajaran kegiatannya termasuk kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa . Bagi seorang guru evaluasi pembelajaran adalh media untuk mengetahui dan mendapatkan informasi tentang keberadaan kognitif siswa dan juga materi yang telah disampaikan. Selain itu guru dengan evaluasi pembelajaran dapat juga melihat apakah metode dan strategi yang digunakan guru sudah cocok untuk pembelajaran atau belum.
Secara garis besar evaluasi pembelajaran dapat kita klasifikasikan pada tiga macam. Pertama, Pencapaian akademik,secara defenitif pencapaian akademik diartikan sebagai pencapaian siswa dalam semua cakupan mata pelajaran. Evaluasi pencapaian akademik mencakup semua instrument evaluasi yang direncanakan secara sitematis guna menentukan derajat dimana seorang siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya oleh guru. Kedua, Evaluasi kecakapan atau kepandaian,dengan tujuan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan kemampuan atau kapasitas belajar peserta didik yang dievaluasi. Instrumen evaluasi kecakapan yang diperoleh dari siswa dapat digunakan oleh para guru untuk memprediksi prospek keberhasilan siswa dimasa yang akan dating,jika ia belajar intensif dengan fasilitas pembelajaran yang baik. Ketiga, Evaluasi penyesuaian personal social,yaitu evaluasi yang berkaitan erat dengan tingkat adaptasi atau penyesuaian siswa secara personalitas atau secara berasama dengan teman sekolah atau sekelas. Dalam evaluasi ini menggunakan teknik yang bermacam-macam,diantaranya testing sikap,testing interes,kematangan emosi,kemampuan kerja sama dan lain-lain.
2. Evaluasi Program
Evaluais program mencakup bahasan yang lebih luas. Cakupan bisa dimulai dari evaluasi kurikulum sampai evaluasi program dalam suatu bidang studi. Dalam evaluasi kurikulum berbagai macam tujuannya,akan tetapi yang paling penting dalam evaluasi ini adalah:
2.1 Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan yang ditentukan
2.2 Menilai efektifitas kurikulum
2.3 Menentukan factor biaya,waktu,dan tingkat keberhasilan kurikulum
Dan masih banyak lagi tujuan-tujuan dari evaluasi kurikulum mnurut para ahli dalam bidang pendidikan.Dalam evaluasi kurikulum terdapat beberapa prinsip yang harus dipegang oleh evaluator. Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah setidaknya ada tujuh prinsip evaluasi kurikulum yaitu: Pertama, tujuan harus jelas,dalam menilai kurikulum harus dirumuskan dengan jelas tujuan yang diharapkan,cirri-ciri dan sifat program. Hal ini tersirat dalam tujuan sekolah,jenis persekolahan,jenjang pendidikan, tujuan bidang sudi dan lain-lain. Kedua,realism,artinya evaluasi kurikulum dapat dilaksanakan dengan kondisi dan kemampuan yang dimiliki,dengan kata lain penilaian kurikulum terbatas pada aspek-aspek yang bisa dinilai.Ketiga, ekologi artinya suatu kurikulum harus dapat memperhitungkan adanya hubungan yang erat antara program studi dengan situasi daerah,tempat sekolah itu berada. Keempat, Operasional,artinya evaluasi harus dapat merumuskan secara spesifik hal-hal yang harus diukur dalam melaksanakan kegiatan penilaiankurikulum. Kelima, Klasifikasi,artinya dalam menilai suatu kurikulm untuklembaga pendidikan,terlebih dahulu harus ada klasifikasi yang jelas dari sudut jenjang dan tingkatan sekolah,jenis sekolah,jenis kurikulum yang digunakan,kemampuan atau daya dukung sekolah,geografis sekolah, dan klasifikasi lain sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Keenam ,Keseimbangan,artinya bahwa penilain kurikulum tidak hanya terbatas pada kurikulum nyata,tetapi juga sekaligus terhadap kurikulum ideal atau kurikulum yang tidak tampak (Hidden Curiculum ) .
3. Evaluasi Sistem
Evaluasi system merupakan evaluasi dibidan yang paling luas. Macam-macam kegiatan yang termasuk dalam evaluasi system diantaranya evaluasi diri,evaluasi internal,evaluasi eksternal,dan evaluasi kelembagaan untuk mencapai tujuan tertentu suatu lembaga, sebagai contoh evaluasi akreditasi lembaga pendidikan .