Sabtu, 20 November 2010

Evaluasi Kurikulum

Evaluasi Kurikulum
A. Pengertian Evaluasi Kurikulum.
Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut pakar kurikulum. Oleh karena itu disini penulis mencoba untuk mengartikan kata perkata untuk mempermudah dalam memahami arti dari evaluasi kurikulum tersebut.
Menurut Purwanto dan Atwi Suparman,evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat suatu keputusan tentang suatu program.
Sedangkan Ruman dan Mowbray mendefenisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan.
Kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman Yunani kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata curir,yang artinya pelari dan curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak” yang harus ditempuh oleh pelari. Mengambil rumusan diatas,kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh/diselesaikan anak didik untuk mendapat ijazah .
Adapun menurut Sisdiknas,kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu .
Menurut Grayson (1978) kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut secara terstruktur untuk suatu bidang studi,sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran.
Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekspreskan dalam praktek. Dalam bahasa latin,kurikulum berarti track atau jalur pacu,sehingga yang dimaksud dengan kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan akan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran terencana suatu institusi pendidikan.
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum diatas dapat kita simpulkan bahwa evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang mamfaat,kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau dapat juga kita katakana bahwa evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau yang sedang dijalankan.

B. Hakikat Evaluasi kurikulum.
Evaluasi pada dasarnya adalah proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Dalam proses tersebut tercakup usaha mencari dan mengumpulkan informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang menjadi objek evaluasi seperti program,prosedur,usul,cara pendekatan,model,hasil program dan lain lain .
Hakekat dari evaluasi kurikulum adalah mencari informasi, mengoreksi dan memperbaiki atau mungkin menganti kurikulum yang kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat sekitar,sehingga kurikulum tersebut dapat memenuhi kebutuhan dari masyarakat dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksannan pengembangan sistem pendidikan dan modal pengembangan kurikulum yang digunakan. Hasil evaluasi kurikulum dapat juga digunakan oleh guru,kepala sekolah dan pelaksana pendidikan lainnya untuk mengetahui perkembangan siswa,memilih bahan pelajaran,memilih metode serta cara penilaian pendidikan.
Dengan adanya evaluasi kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat melihat dan bercermin apakah kurikulum yang sedang dilaksanakan dan dijalankan pada saat ini memiliki andil dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi anak didik dan masyarakat atau tidak,sehingga para pelaku pendidikan dapat memberikan koreksi terhadap kurikulum yang sedang dijalankan pada saat ini.
Apa bila kurikulum tersebut terbukti sudah tidak relevan dengan perkembangan keilmuan pada saat ini,maka kurikulum tersebut harus dikembangkan bahkan diinovasi. Dengan demikian pendidikan tidak berkesan jalan ditempat dan tidak dapat menjawab tantangan zaman.
Selain itu dengan adanya evaluasi kurikulum kita dapat melihat ketercapaian tujuan institusi pendidikan dan keterkaitan antara tujuan belajar,metode evaluasi dan cara belajar siswa .Apa bila tujuan institusi pendidikan tidak tercapai,maka yang pertama kali mendapat sorotan adalah permasalahan kurikulum. Karena kurikulum adalah alat agar tujuan dari institusi pendidikan tersebut tercapai.
Penilaian atau evaluasi kurikulum merupakan bagian yang integral dari perencanaan,pelaksanaan,.pembinaan,dan pengembangan kurikulum. Dengan demikian maka penilaian kurikulum akan menjadi tugas dan tanggung jawab semua fihak mulai dari unsur perencana,pelaksana,pembina dan pengembang kurikulum disekolah. Ini berarti,kepala sekolah.guru dan steak holder yang terkait harus terlibat dalam pengevaluasian kurikulum tersebut.
Kepala sekolah melalui hasil monitoring dapat mengumpulkan informasi-informasi yang berguna dalam rangka pengevaluasian kurikulum dengan tujuan kurikulum tersebut dapat menjadi kurikulum yang sempurna.
Selain kepala sekolah guru juga memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka menjadikan kurikulum lebih baik dan bermutu. Gurulah yang mengetahui keluasan materi yang diajarkan kepada anak didiknya ,dan guru pulalah yang mengetahui relevansi antara satu bidang studi dengan bidang studi yang lainnya. Maka dalam pengevaluasian kurikulum,semua fihak yang terkait harus diikut sertakan guna mengumpulkan informasi-informasi yang kelak digunakan untuk pengembangan dan perbaikan kurikulum tersebut.
Menurut Stufflebeam,ada tiga hal penting yang tercakup dalam proses evaluasi yaitu:menetapkan suatu nilai,adanya suatu kriteria,adanya deskripsi program obyek penilaian .
Komponen yang lain yang dapat menunjang dalam keberhasilan evaluasi kurikulum adalah pertimbangan. Pertimbangan merupakan hasil yang sangat penting dalam proses evaluasi. Pertimbangan tersebut diharapkan tepat jika informasi yang diperoleh juga tepat. Oleh karena itu,pengumpulan informasi harus didasarkan pada rencana pertimbangan yang telah ditetapkan,pertimbangan yang diambil tidak harus menuntut adanya pengambilan tindakan. Sebagai contoh.kepala sekolah mempertimbangkan bahwa suatu kurikulum yang baru akan lebih efektif.
Sedang komponen yang terakhir yaitu pembuatan keputusan. Komponen ini merupakan tujuan akhir dari evaluasi kurikulum. Dalam pembuatan keputusan harus dipikirkan dengan matang karena dalam keputusan tersebut yang akan membawa kearah yang positif ataupun kearah yang negatif.
“Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada fihak-fihak yang berkepentingan” .

C. Peranan Evaluasi Kurikulum
Peranan evaluasi dalam kurikulum khsususnya pendidikan minimal berkenaan dengan tiga hal,yaitu sebagai moral judgment,evaluasi dan penentuan keputusan,evaluasi dan consensus nilai.
1. Evaluasi sebagai moral judgment
Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai. Hasil dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya. Hal ini mengandung dua pengertian,pertama, evaluasi berisi suatu skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut,suatu obyek evaluasi dapat dinilai. Kedua evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis berdasarkan kriteria-kriteria tersebut suatu nilai dapat dievaluasi.
Evaluasi bukan merupakan konsep tuggal,minimal meliputi dua kegiatan, pertama mengumpulkan informasi dan kedua menentukan suatu keputusan. Kegiatan pertama mungkin juga mengandung segi-segi nilai, tetapi belum menunjukkan suatu evaluasi. Dalam kegiatan yang kedua yaitu menentukan keputusan menunjukkan suatu evaluasi,dasar pertimbangan yang digunakan adalah suatu perangkat nilai-nilai.
Karena masalah-masalah dan konsep-konsep dalam pendidikan selalu mengalami perkembangan,maka pertalian antara informasi pendidikan yang diperoleh dengan keputusan yang diambil tidak selalu sama,mengalami perkembangan pula. Perkembangan ini terutama berkenaan dengan perkembangan atau perubahan nlai-nilai tersebut. Atas dasar nilai-nilai tersebut maka keputusan pendidikan baru bisa diambil .
2. Evaluasi dan Penentuan Keputusan.
Pada dasarnya pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau khususnya dalam pelaksanaan kurikulum yaitu murid,kepala sekolah,orang tua pengembang kurikulum dan sebagainya. Pada prinsipnya mereka semua mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan sesuai dengan posisinya sebagai murid,guru mengambil keputusan sesuai dengan posisinya sebagai guru,besar kecilnya peranan keputusan yang diambil oleh seseorang sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya seta lingkup masalah yang dihadapinya pada suatu saat. Beberapa hasil evaluasi menjadi bahan pertimbangan bagi murid untuk belajar lebih giat atau tidak.
Lain halnya keputusan yang diambil oleh seorang guru,ia mengambil keputusan untuk kepentingan seluruh murid. Demikian pula keputusan yang diambil kepala sekolah dan sebagainya. Jadi, tiap pengambil keputusan dalam proses evaluasi mempunyai posisi nilai yang berbeda.
3. Evaluasi dan Konsensus Nilai
Dalam berbagai situasi pendidikan serta kegiatan pelaksanaan evaluasi kurikulum,sejumlah nilai-nilai dibawakan orang-orang yang turut terlibat atau berpartisipasi dalam kegiatan penilaian atau evaluasi. Para partisipan dalam evaluasi pendidikan dapat terdiri dari orang tua,murid,guru,pengembang kurikulum dan lain-lain.
Secara historis,konsessus nilai dalam evaluasi kurikulum berasal dari tradisi mental serta eksperimen. Consensus tersebut berupa kerangka kerja penelitian,yang dipusatkan pada penelitian-penelitian khusus,pengukuran prestasi belajar yang bersifat behavioral,penggunaan analisis statistic dan pretest serta post tes dan lain-lain. Model penelitian diatas merupakan suatu social engineering atau system approach dalam pendidikan. Dalam model penelitian tersebut keseluruhan kegiatan dapat digambarkan dalam suatu flow chart yang merumuskan secara oprasional input (pretest) cara-cara kegiatan (treatment) serta output ( protest) .

Tidak ada komentar: