Senin, 09 Januari 2012

Pendidikan era Global ( sifat pendidik di Era Globalisasi Dalam PandanganIslam

Pendidikan Era Global “Sifat Pendidik di Era Globalisasi Dalam Pandangan Islam” A. Latar belakang Masalah Dewasa ini berbicara guru menjadi fenomena menarik, banyak dibicarakan orang baik dikalangan para pakar pendidikan maupun diluar pakar pendidikan. Bahkan hampir setiap hari dapat kita saksikan dimedia elektronik ataupun media cetak yang memuat berita tentang guru. Akan tetapi sangat disayangkan berita tersebut cendrung melecehkan bahkan mendiskriminisasikan posisi guru,baik yang menyangkut kepentingan umum maupun yang sifatnya sangat pribadi. Masarakat/orang tua muridpun kadang-kadang mencemooh dan menuding guru tidak kompeten,tidak berkualitas dan sebagainya,mana kala putra putrinya tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ia hadapi sendiri atau memiliki kemampuan tidak sesuai dengan keinginannya. Persoalannya kemudian,sikap dan prilaku masyarakat tersebut memang bukan tanpa alasan,karena memang ada sebagian oknum guru yang menyimpang dan melanggar dari kode etiknya. Anehnya lagi kesalahan sekecil apapun yang dilakukan oleh guru mengundang reaksi yang begitu hebat dari masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena dengan adanya sifat yang demikian menunjukkan bahwa guru merupakan figur yang menjadi panutan ditengah-tengah masyarakat. BAB II Pembahasan A. Hakikat Pendidik Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya,mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah sebagai khalifah dipermukaan bumi,sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang sanggup berdiri sendiri . Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwasaanya pendidik merupakan orang yang dewasa,dewasa dalam bertindak,bertingkah laku,bersikap dan memiliki kearifan dalam menyikapi persoalan-persoalan yang sedang dihadapinya. Kedewasaan ini mutlak harus dimiliki oleh seorang pendidik sebelum dia mendewasakan orang lain yakni anak didiknya. Dengan kedewasaan yang ditampilkan oleh seorang pendidik dihadapan anak didiknya maka diharapkan akan menjadi contoh suri tauladan bagi peserta didik,dan lebih jauh lagi akan membentuk suatu karakter yang terinternalisaasi dalam kepribadian peserta didik. Pendidik dalam pandangan tradisonal sering juga disebut dengan guru atau pengajar, yang mana guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya . Dari sini dapat kita lihat perbedaan yang mendasar antara guru sebagai pendidik dan guru sebagai pengajar. Guru sebagai pendidik tidak hanya sebatas berdiri didepan kelas dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Lebih dari itu pendidik juga bertanggung jawab terhadap akhlaq anak didiknya dan juga factor-faktor yang menjadikan anak didik tersebut berhasil dalam kehidupannya. Pendidik tidak dapat berlepas diri dari masalah kebersihan tubuh anak didiknya,pendidik tidak bisa mengabaikan masalah kesehatan anak didiknya. Pendek kata seorang pendidik harus memperhatikan peserta didikya dari segala aspek baik aspek khuluqiah,’aqliyah dan juga jismiah . Dari apa yang diuraikan diatas,begitu mulianya seorang guru dan juga begitu kompleksnya permasalah yang dihadapi oleh guru dalam rangka mencetak kepribadian yang ideal menurut pandangan Islam. Karena ditangan pendidiklah yang menentukan arah dari perjalanan bangsa ini. Baik dan buruknya bangsa ini tidak terlepas dari kualitas guru yang kita miliki. Sosok guru merupakan hal paling utama bagi keberhasilan suatu sistem pendidikan. Ditengah kemajuan zaman dan tantangan yang semakin pesat, idealnya guru harus terus belajar, kreatif mengembangkan diri dan terus menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajarnya dengan penemuan-penemuan kontemporer. Namun, realitas yang ada pada umumnya guru sulit untuk selalu semangat mengembangan kepribadiannya. Bahkan sekedar untuk mengikuti berbagai macam kursus, seminar, pelatihan dan kegiatan semacamnya Kurangnya pengembangan diri yang dilakukan oleh pendidik pada saat ini lebih disebabkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap nasib para guru. Kita tidak bisa menutup mata dengan begitu banyaknya guru kita yang mendapatkan imbalan dari hasil kerjanya yang dibawah dari standar kelayakan. Sehingga para guru tidak fokus untuk menekuni profesinya bahkan terkesan asalan dalam menjalankan kewajibannya Apa bila yang di dapatkan oleh guru tidak dapat untuk menunjang kehidupannya sehari-hari, bagaimana guru dapat mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuannya? Tidak kita pungkiri dalam mengembangkan diri dan menambah ilmu pengetahuan guru memerlukan dana dan biaya, sekarang permasalahannya, siapakah yang akan menanggung biaya yang diperlukan guru dalam rangka mengembangkan dirinya . Sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, guru seyogyanya dapat menjadi proses interaksi tidak hanya dalam proses pembelajaran, namun juga seharusnya lebih utuh dan menyeluruh. Oleh karenanya guru harus memiliki karakteristik kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis. Konon, pada zaman dulu posisi guru disejajarkan dengan kaum priyayi yang selalu duduk di deretan utama dalam berbagai hal. Mungkinkah posisi guru masa silam terlahir kembali dimasa kini dan mendatang? Guru diharapkan dapat membekali peserta didiknya sebagai penerus bangsa ini. Tentunya dengan melahirkan individu-individu yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual saja, namun juga mampu menghargai kebenaran, keadilan, kesejahteraan, perdamainan dan sikap penuh tanggungjawab guna memasuki era masa depan yang sangat kompetitif dan tiada batas. Sebuah mimpi besar bangsa ini yang tentu tidak sekedar menjadi utopia belaka, namun kita semua harus mampu untuk mewujudkannya. B. Sifat pendidik di Era globalisasi dalam pendangan Islam Pendidik di lembaga pendidikan persekolahan di sebut dengan guru , yaitu meliputi guru madrasah atau sekolah sejak dari taman kanak- kanak , sekolah menengah dan sampai dosen di perguruan tinggi, kiay di pesantren dan sebagaianya . Namun guru bukan hanya menerima amanat dari orang tua untuk mendidik , melainkan juga dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk mendidiknya Guru adalah pendidik professional , karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. Mereka ini , tatkala menyerahkan anaknya kesekolah , sekaligus beraarti pelimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru . Hal ini pun menunjukkan bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru/ sekolah , karena tidak sembarang orang dapat menjadi guru. Di negara –negara Timur sejak dahulu kala guru di hormati oleh masyarakat. Orang India menganggap guru itu sebagai orang suci dan sakti. Di Jepang guru di sebut sensei , artinya “ yang lebih dahulu lahir , “ yang lebih tua “. Di inggris di katakan ,’’ teacher “, dan di Jerman “ der lehrer “ keduanya berarti pengajar, akan tetapi kata guru sebenarnya bukan saja mengandung arti “ pengajar melainkan juga “ pendidik “, baik di dalam maupun luar sekolah . Ia harus menjadi penyuluh masyarakat. Agama Islam sangat menghargai orang – orang yang berilmu pengetahuan ( guru / ulama ), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai ketinggian dan keutuhan hidup. Sebagaimana arti dari firman Allah dalam Al quran , artinya ”…. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. …. “(Q.S Mujadalah ayat :11 ) Dikarnakan begitu tingginya derajat orang yang berilmu dan dia akan menjadi seorang pendidik.maka pendidik tersebut harus memiliki sifat-sifat yang baik. Karena sifat yang dimiliki oleh seorang guru secara psikologis akan mempengaruhi watak dan prilaku anak didiknya. Menurut Athiyah Abrasi sebagaimana yang dikutip oleh Hamdani Ikhsan,guru harus memiliki beberapa sifat,yang mana sifat-sifat tersebut harus dimiliki oleh guru atau pendidik,sifat-sifat tersebut antara lain: 1. Memiliki sifat zuhud,tidak mengutamakan materi dan mengajaar karena mencari keridloaan Allah . Sifat zuhud harus dimiliki oleh seorang guru,dengan bersikap zuhud akan menumbuhkan suatu keikhlasan dalam diri guru. Yang mana kita ketahui keikhlasan sangat mempengaruhi guru dalam mendidik anak-anak didiknya. Apa bila kita melihat kebelakang,keberhasilan pendidikan yang dilakukan oleh Nabi tidak terlepas dari keikhlasan Rasulullah SAW dalam mendidik para sahabat. Nabi tidak pernah mengharapkan imbalan dari apa yang dilakukannya,akan tetapi semata-mata mengharapkan ridlo Allah SWT. Pada saat sekarang ini mendidik atau mengajar sudah banyak yang dikomersialkan,tujuan mendidik bukan hanya untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam jiwa peserta didik.melainkan pendidik lebih cendrung untuk mengejar materi semata. Sehingga tujuan mendasar sebagai pendidik dikalahkan dengan tujuan-tujuan yang lain yang dapat merusak nilai-nilai luhur dari pendidikan itu sendiri. Sifat zuhud dan ikhlas tidak juga kita artikan bahwa guru tidak boleh menerima upah/gaji dari pekerjaannya tersebut. Akan tetapi gaji/upah bukanlah satu-satunya tujuan seorang guru dalam mendidik anak didiknya. Apa bila gaji atau upah sudah merupakan prioritas utama dari pendidik,maka pendidik cendrung akan mengabaikan tugas-tugasnya dan hal ini akan berpengaruh terhadap peserta didik dalam menyerap pengetahuan dari pendidiknya. 2. Seorang guru harus jauh dosa besar,sifat ria (mencari nama),dengki,permusuhan perselisihan dan lain-lain sifat yang tercela . Guru haruslah memiliki akhlaq yang mulia. Akhlaq mulia haruslah tercermin dalam setiap gerak tindak perbuatannya dalam kehidupan sehari-harinya. Guru adalah publik figur yang selalu menjadi titik perhatian bagi anak didiknya. Sedikit kesalahan yang dilakukan guru akan menjadi sorotan murid dan murid akan meniru kesalahan yang dilakukan oleh guru tersebut. Menanamkan akhlaq karimah merupakan suatu kewajiban bagi seorang guru. Karena akhlaq mulia merupakan realisasi dari ajaran Islam . Untuk menanamkan akhlaq yang mulia tersebut terlebih dahulu guru harus menanamkan akhlaq tersebut dalam dirinya terlebih dahulu. Tanpa adanya ahklaq yang terpuji pada diri seorang guru,maka tidak mungkin guru akan bisa menanamkan akhlaq tersebut pada diri anak didiknya. Diera globalisasi pada saat sekarang ini,akhlaq karimah menjadi suatu hal yang sangat langka. Pengaruh dari kebudayaan luar telah merubah sikap dan prilaku pada peserta didik. Belum lagi pengaruh-pengaruh dari media elektronik yang diserap oleh peserta didik. Maka disinilah peran guru untuk memberikan bimbingan dan bantuan kepada peserta didik bagaimana kita menyikapi kemajuan dunia informasi dan tekhnologi pada saat sekarang ini. Tidak selayaknya seorang guru melarang anak didiknya untuk berinteraksi dengan kemajuan tekhnologi terutama dibidang informasi,akan tetapi seorang pendidik harus bijaksana menjelaskan kepada peserta didiknya tentang efek negatif dan positif tentang kemajuan tekhnologi tersebut. Sehingga para murid dapat memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk dari kemajuan tekhnologi tersebut. Sehinga peserta didik tidak asing terhadap tekhnologi dan disisi lain akhlaq peserta didik tetap terjaga dari pengaruh-pengaruh negatif dari tekhnoogi informasi tadi. 3. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya,ia sanggup menahan diri,menahan kemarahan,lapang hati,banyak sabar dan jangan pemarah karena sebab-sebab yang kecil,berkepribadian dan mempunyai harga diri . Sabar merupakan kunci keberhasilan bagi seorang guru dalam melaksanakan tugasnya . Guru yang pemarah tidak akan disukai oleh para muridnya,kemarahan yang berlebihan juga akan menghilangkan kewibawaan seorang guru dihadapan muridnya. Selain itu seorang guru harus memiliki kesabaran dalam menghadapi anak didiknya. Kita sadari pergeseran nilai-nilai pada yang ada pada peserta didik pada saat sekarang ini sangatlah memprihatinkan pendidikan kita. Menghadapi masalah seperti ini maka seorang guru harus menyikapinya dengan hati yang dingin dan lapang dada. Sangat tidak bijaksana apa bila guru langsung menyikapinya dengan kekerasan dan tangan besi. Seorang pendidik yang profesional haruslah mencari informasi tetang peserta didik sebagai bahan untuk melakukan bimbingan dan pembinaan . Dari informasi-informasi yang didapati oleh guru mengenai pergeseran nilai-nilai yang ada pada peserta didik,dari sinilah guru memulai untuk mengadakan pembinaan dan bimbingan kepada anak didiknya. Guru harus mencari penyebeb-penyebab kenakalan dari anak didiknya dan memberikan solusi untuk perbaikan pada masa yang akan datang. Guru juga harus memiliki sifat pemaaf yang tinggi. Sikap pemaaf seorang guru akan menimbulkan simpati dari anak didiknya dan anak didik tidak akan merasa takut untuk mengakui suatu kesalahan apabila pada suatu saat mereka berbuat kekhilafan. Dari sifat pemaaaf seorang guru secara tidak langsung akan membentuk suatu sifat jujur dan mengakui kesalahan pada anak didik. Guru yang tidak memiliki sifat pemaaf yang tinggi akan menyebabkan anak didik takut mengakui kesalahannya. Dan anak akan cendrung berbohong kepada gurunya apabila mereka melakukan kesalahan. Kesabaran guru tidak hanya sebatas dalam menghadapi tingkah laku pada anak didik. Guru juga dituntut kesabarannya dalam menyampaikan ilmu pengetahuan pada anak didik. Hal seperti ini memerlukan latihan yang bervariasi dalam menggunakan metode,serta melatih jiwa dalam memikul kesusahan. Disamping itu guru harus memahami bahwasannya siswa yang dihadapinya tidaklah sama dalam kemampuan belajarnya,guru tidak boleh mengikuti hawa nafsunya ingin sagara melihat hasil kerjanya sebelum pengajaran itu terserap dalam jiwa anak sehingga memiliki hasrat untuk menerapkan dalam perbuatannya. Dalam hal ini yang harus dimengerti seorang guru bahwasannya menyentuh kawasan kognitif peserta didik lebih mudah dibandingkan membentuk afektifnya. Jadi apa bila terlihat kesenjangan antara materi yang disampaikan dengan pola tingkah laku peserta didik maka guru tidak harus cepat-cepat memfonis bahwa pembelajaran yang telah dilakukannya tidak berhasil,melainkan seorang guru harus memahami bahwasannya kedewasaan siswa akan terbentuk secara perlahan-lahan dan secara bertahap. Mungkin pada hari ini mereka belum bisa menerapkan apa yang diajarkan,akan tetapi besok atau lusa norma-norma yang telahdisampaikan sedikit demi sedikit akan terinternalisasikan dalam kehidupan anak didik. 4.Guru harus menguasai mata pelajaran yang akan diberikannya serta memperdalam pengetahuannya sehingga mata pelajaran yang diajarkan tidak bersifat akan bersifat dangkal. Seorang guru yang baik selalu akan belajar dan menambah pengetahuannya sehingga penguasaan terhadap materi akan menjadi luas. Keluasan pengetahuan yang ada pada pendidik mempengaruhi pengetahuan yang akan didapati oleh anak didik. Semakin luas pengetahuan pendidik akan suatu permasalahan,maka akan semakin luas pula pengalaman yang akan didapat oleh peserta didik. Guru yang sempit wawasannya tidak akan dapat menjadikan proses pembelajaran menyenangkan. Terlebih lagi apabila pendidik tersebut kurang memahami materi yang akan diajarkan. Untuk itu, pengembangan diri perlu dilakukan oleh guru,jangan sampai guru selangkah tertinggal dari muridnya terhadap informasi-informasi terbaru. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik dalam mengembangkan pengetahuannya. Pengembangan ini dapat dilakukan dengan cara formal dengan mengikuti penataran,lokakarya,seminar,atau kegiatan ilmiah lainnya,ataupun sebara informal melalui media massa televisi,radio,koran,dan majalah maupun yang lainnya. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,sekaligus dapat juga meningkkatkan sikap profesional guru . Guru yang enggan mengembangkan diri dan pengetahuan akan ditinggalkan oleh murid. Dalam proses pembelajaran siswa akan merasa bosan apabila guru tidak dapat mengemas pelajaran tersebut dengan sesuatu yang menarik dan baru bagi siswa. Sehingga murid merasa jenuh dengan guru tersebut dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh guru yang bersangkutan tidak terwujud. 5. Guru harus memiliki wawasan dan pandangan kedepan. Suatu saat Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya “Ajarilah anak-anakmu,sesungguhnya mereka hidup bukan pada zaman kalian”. Dari hadis ini terdapat suatu pesan dari Rasulullah kepada para pendidik untuk mempersiapkan anak didiknya dalam rangka menyongsong kehidupan yang akan datang. Pendidik tidak hanya mengajar dan mendidik anak didiknya untuk bersaing pada saat ini akan tetapi lebih dari itu pendidik harus mempersiapkan anak didiknya untuk bersaing dimasa yang akan datang. Pendidik harus mampu mencetak generasi-generasi yang unggul dalam menyongsong era globalisasi dengan pengetahuan,keterampilan dan akhlaqul karimah. Dalam rangka menyongsong era globalisasi anak didik harus dibekali dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni sebagai modal awal untuk melangkah kearah yang lebih maju. Disinilah peranan guru unutk dapat mengetahui bakat,minat anak didiknya dan ditindak lanjuti dengan penyaluran bakat dan minat peserta didiknya tersebut. Kita ketahui bahwasannya bakat dan minat antara peserta didik sangatlah beragam. Pendidik tidak dapat memaksakan murid yang memiliki bakat olah raga untuk mempelajari bidang eksakta ataupun sebaliknya. Pada saat sekarang ini pendidikan kita lebih cendrung untuk memaksakan beberapa mata pelajaran yang bukan menjadi bakat dan minat dari peserta didik. Sehingga peserta didik menerima pelajaran tersebut hanya dengan bermalas-malasan dan terkesan hanya untuk melepaskan suatu kewajiban. Akan tetapi kita tidak bisa menutup mata,masih jarang sekali pendidikan kita yang menggali dan mencari potensi anak serta menyalurkan dan membina peserta didik sesuai dengan bakat,minat dari anak tersebut. Apabila kondisi pendidikan kita masih seperti ini maka pendidikan kita makin akan terpuruk dan kita akan tertinggal dari negara-negara lain dalam segala bidang.pendidik harus mampu merubah paradigma lama manuju keperubahan yang mendasar dalam masalah pendidikan sehingga pendidikan kita mampu bersaing dengan negara-negara lain dimuka bumi ini. Lembaga pendidikan Islam harus bangga dengan identitas keIslamannya. Disamping dapat mencetak generasi-genarsi yang handal dibidang ilmu pengetahuan,lembaga pendidikan Islam juga mempunyai nilai lebih yang mungkin tidak kita temukan dilembaga-lembaga lain yaitu Akhlaqul Karimah. Yang mana pada saat sekarang ini lembaga-lembaga pendidikan berlomba-lomba dan berbangga karena telah dapat mengeluarkan intelektual-intelektual muda,akan tetapi mereka miskin dalam hal Ahklaq dan norma-norma. Penutup Kemajuan pendidikan suatu negara tergantung dari profesionalitas pendidik yang mengajar.Diera globalisasi pada saat sekarang ini guru harus mampu mencetak danmembimbing peserta didiknya agar tidak salah dalam mengambil langkah. Untuk itu dalam mendidik,seorang pendidik haruslah mempunyai persyaratan dan sifat-sifat yang mau tidak mau harus ada dalam diri pendidik tersebut. Persyaratan ataupun sifat-sifat yang ditentukan kepada para pendidik bukanlah untuk mempersulit seseorang untuk menjadi pendidik ataupun seorang guru. Persyaratan ataupun sifat yang harus dimiliki pendidik lebih untuk peningkatan kualitas pendidikan kita yang mana diantara sifat-sifat guru tersebut adalah: 1. Memiliki sifat zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar semata karena mencari keridloaan Allah. 2. Seorang guru harus jauh dari dosa besar,sihat ria (mencari nama),dengki,permusuhan dan lain-lain sifat yang tercela. 3. Seoramg guru harus bersifat pema’af terhadap murid-muridnya,ia harus sanggup menahan diri,menahan kemarahannya,lapang hati,banyak sabar,dan jangan pemarah karena sebab-sebab yang kecil,berkepribadian dan mempunyai harga diri. 4. Guru harus menguasai mata pelajaran yang akan diberikannya, serta memperdalam pengetahuannya sehingga mata pelajaran yang diajarkannya tidak akan bersifat dangkal. 5. Guru harus memiliki wawasan dan pandangan kedepan. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tugas sebagai seorang guru adalah berat tapi sangat mulia. Dikatakan berat sebab jabatan pendidik menuntut pengorbanan yang besar serta dedikasi yang tinggi. Seorang pendidik tidak dapat mengelak dari tugasnya dalam waktu kapan dan dimanapun bilamana anak didiknya memerlukan bantuan dan pertolongannya. Jabatan pendidik dihormati dimanapun dan kapanpun,walaupun gajinya sangat terbatas apabila dibandingkan dengan jabatan lain yang tidak menuntut tanggung jawab sebesar tanggung jawab pendidik. Disamping itu dari pendidik inilah orang yang tadinya buta huruf menjadi mengetahui huruf, orang yang tadinya bodoh menjadi pandai,orang yang semulanya berada dalam kegelapan menjadi terang benderang dan seterusnya. Walhasil berkat jasa gurulah dari pendidiklah orang yang tadinya tidak dapat berbuat sesuatu kemudian menjadi dapat berbuat segala macam. Daftar Pustaka Hamdani Ikhsan,Filsafat Pendidikan Islam,Bandung:Pustaka Setia,tahun 2009 Abdul Rakhmad,Profesi Keguruan,Sukabumi:Patlot Cendikia Press,tahun 2007 Hasbullah,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta:Raja Grfindo Persada.tahun 2006 Martinis Yamin,Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP,Jakarta: Agung Persada,tahun 2009 Jalaluddin,Teologi Pendidikan,Jakarta:Rajawali Press,tahun 2003 Mahmud Yunus,At-tarbiyah wa At-ta’lim,Ponorogo: Dar-Assalam Gontor,tth Soetjipto,Profesi Keguruan,Jakarta:Rineka Cipta,tahun 2007 M A K A L A H PENDIDIKAN ERA GLOBAL SIFAT PENDIDIK DI ERA GLOBALISASI DALAM PANDANGAN ISLAM D I S U S U N OLEH : F I R D A U S UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM PEKANBARU PROGRAM PASCA SARJANA PRODI PENDIDIKAN ISLAM

Tidak ada komentar: