a. Riwayat
Hidup
KH Hasyim As’ari adalah putra dari
As’ari bin Abdul Wahab bin Abdul Halim yang lahir di Pondok gede desa Kandang,
sebuah desa disebelah selatan kota Jombang
Jawa Timur pada hari Selasa Kliwon tanggal 24 Dzulqa’dah 1287 h,
bertepatan pada tanggal 25 Juli 1871. Beliau mempunyai gelar Pangeran Bona ibn
Abd Rahman dengan sapaan Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya Ibn Abdullah ibn Abdul
Aziz ibn abd Fatah ibn Maulana Ishal dari Raden Ain al Yaqin yang disebut
dengan Sunan Giri[1].
Pada umur 15 tahun ia mulai merantau
mencari ilmu keberbagai pondok pesantren yang ada pada saat itu antara lain di
Wonosobo, Probolinggo, Pelangitan, Trenggalis, Madura hingga sampai ke
Sidoarjo.
Tahun 1309 H/1893, ia bersama
adiknya yang bernama Amir berangkat ke Makkah, tidak hanya untuk berhaji tetapi
juga untuk menuntut ilmu, selama 7 tahun di Makkah dia belajar kepada Syaikh Ahmad amin al Althar sayyid Sultan ibn
Hasyim dan masih banyak lagi ulama-ulama terkenal lainnya.
Tahun 1899H/1900 M, ia kembali ke
Indonesia dan mengajar di Pesantren ayahnya, kemudian baru ia mendirikan
pesantren sendiri didaerah sekitar Cikur ( Pesantren Tebu Ireng ) pada tanggal
6 februari 1906 M.
B. Pemikiran
Pendidikan KH Hasyim As’ari
Salah
satu karya yang sangat populer KH Hasyim As’ari yang berbicara tentang
pendidikan adalah kitab Adaabul al aalimi swa al muta’allimi fiiahwaali ta’allumi
wamaa yatawaqqofu ‘alaihi al mu’allimu fii maqoomati al ta’limihi. Untuk memahami pokok pikirannya dalam kitab
tersebut perlu kita perhatikan latar belakang ditulisnya kitab tersebut.
Penyusunan karya ini boleh jadi didorong oleh situasi pendidikan pada saat itu
yang mulai mengalami perubahan yang pesat, dari kebiasaan lama yang bersifat
tradisional yang sudah mapan kedalam bentuk baru akibat pengaruh dari
pendidikan barat yang telah diterapkan di Indonesia.
Buku yang ditulisnya ini secara
garis besar berisikan tentang, keutamaan ilmu dan keutamaan belajar, tentang
etika yang diperhatikan dalam belajar dan mengajar, tentang etika murid kepada
guru, tentang etika murid terhadap pelajaran dan ha-hal yang harus dipedomi,
tentang etika yang harus dipedomani seorang guru, tentang etika guru ketika dan
akan mengajar,tentang etika guru terhadap murid-muridnya.
Menurut KH Hasyim As’ari etika yang
harus diperhatikan dalam belajar adalah sebagai berikut
1.
Membersihkan
hati dari berbagai macam gangguan keimanan dan keduiniawian.
2.
Membersihkan
niat.
3.
Tidak
menunda-nunda kesempatan belajar.
4.
Bersabar
dan qonaah terhadap segala macam cobaan.
5.
Pandai
mengatur waktu.
6.
Menyederhanakan
makan dan minum.
7.
Bersikap
berhati-hati.
8.
Menghindari
makanan dan minuman yang menyebabkan kemalasan dan kebodohan.
9.
Menyediakan
waktu tidur selagi tidak merusak kesehatan.
10.
Meninggalkan
hal-hal yang kurang berfaedah.
Adapun etika
seorang murid terhadap gurunya adalah :
1.
Murid
hendaknya selalu memperhatikan dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru.
2.
Memilih
guru yang wara dan profesional.
3.
Mengikuti
jejak-jejak guru.
4.
Memuliakan
guru.
5.
Memperhatikan
apa yang menjadi hak guru.
6.
Bersabar
terhadap kekerasan guru.
7.
Berkunjung
pada guru pada tempatnya.
8.
Berbicara
lemah lembut kepada guru.
9.
Mendengarkan
segala fatwa guru.
Etika Murid terhadap Pelajaran
1.
Memperhatikan
ilmu yang bersifat fardu ‘ain untuk dipelajari.
2.
Harus
mempelajari ilmu-ilmu yang mendukung ilmu fardu ‘ain.
3.
Berhati-hati
dalam menggapai ikhtilaf para ulama.
4.
Mendisksikan
dan mnyetorkan hasil belajar kepada orang yang dipecayai.
5.
Senantiasa
menganalisa dan menyimak ilmu.
6.
Mempunyai
cita-cita yang tinggi.
7.
Bergaul
pada orang yang berilmu tinggi.
8.
Ucapkan
salam bila sampai pada majlis ta’lim.
9.
Bertanya
terhadap hal-hal yang belum diketahui
Etika Guru dalam Mengajar
1.
Mensucikan diri dari hadas dan kotoran.
2.
Berpakaian
yang sopan dan rapi, dan berbau wangi.
3.
Berniat
beribadah dalam mengajarkan ilmu kepada peserta didik.
4.
Sampaikan
hal-hal yang diajarkan oleh Allah
5.
Berilah
salam ketika masuk kedalam kelas.
6.
Sebelum
mengajar hendalaklah berdoa.
7.
Berpenampilan
yang kalem dan dan jauhi hal-hal yang tidak pantas dipandang mata.
8.
Menjauhkan
diri dari bergurau dan banyak tertawa.
9.
Jangan
sekali-kali mengajar dalam keadaan lapar dan mengantuk serta marah.
10.Jangan sekali-kali mengajar dalam
keadaan mengantuk serta marah.
11.Jangan sekali-kali mengajarkan hal-hal yang bersifat subhat yang bisa membinasakan
12Perhatikan masing-masing kemampuan
murid dalam belajar.
13. Menasehati dan menegur dengan
baik bila terdapat anak didik yang nakal.
14. Bila selesai berilah kesempatan
kepada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar