Rabu, 18 Januari 2012

Pemikiran Pendidikan KH Hasyim Asy'ari

Pemikiran  Pendidikan Menurut KH Hasyim Asy’ari
a. Riwayat Hidup
            KH Hasyim As’ari adalah putra dari As’ari bin Abdul Wahab bin Abdul Halim yang lahir di Pondok gede desa Kandang, sebuah desa disebelah selatan kota Jombang  Jawa Timur pada hari Selasa Kliwon tanggal 24 Dzulqa’dah 1287 h, bertepatan pada tanggal 25 Juli 1871. Beliau mempunyai gelar Pangeran Bona ibn Abd Rahman dengan sapaan Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya Ibn Abdullah ibn Abdul Aziz ibn abd Fatah ibn Maulana Ishal dari Raden Ain al Yaqin yang disebut dengan Sunan Giri[1].
            Pada umur 15 tahun ia mulai merantau mencari ilmu keberbagai pondok pesantren yang ada pada saat itu antara lain di Wonosobo, Probolinggo, Pelangitan, Trenggalis, Madura hingga sampai ke Sidoarjo.
            Tahun 1309 H/1893, ia bersama adiknya yang bernama Amir berangkat ke Makkah, tidak hanya untuk berhaji tetapi juga untuk menuntut ilmu, selama 7 tahun di Makkah dia belajar kepada  Syaikh Ahmad amin al Althar sayyid Sultan ibn Hasyim dan masih banyak lagi ulama-ulama terkenal lainnya.
            Tahun 1899H/1900 M, ia kembali ke Indonesia dan mengajar di Pesantren ayahnya, kemudian baru ia mendirikan pesantren sendiri didaerah sekitar Cikur ( Pesantren Tebu Ireng ) pada tanggal 6 februari 1906 M.
B. Pemikiran Pendidikan KH Hasyim As’ari
            Salah satu karya yang sangat populer KH Hasyim As’ari yang berbicara tentang pendidikan adalah kitab Adaabul al aalimi swa al muta’allimi fiiahwaali ta’allumi wamaa yatawaqqofu ‘alaihi al mu’allimu fii maqoomati al ta’limihi.  Untuk memahami pokok pikirannya dalam kitab tersebut perlu kita perhatikan latar belakang ditulisnya kitab tersebut. Penyusunan karya ini boleh jadi didorong oleh situasi pendidikan pada saat itu yang mulai mengalami perubahan yang pesat, dari kebiasaan lama yang bersifat tradisional yang sudah mapan kedalam bentuk baru akibat pengaruh dari pendidikan barat yang telah diterapkan di Indonesia.
            Buku yang ditulisnya ini secara garis besar berisikan tentang, keutamaan ilmu dan keutamaan belajar, tentang etika yang diperhatikan dalam belajar dan mengajar, tentang etika murid kepada guru, tentang etika murid terhadap pelajaran dan ha-hal yang harus dipedomi, tentang etika yang harus dipedomani seorang guru, tentang etika guru ketika dan akan mengajar,tentang etika guru terhadap murid-muridnya.
            Menurut KH Hasyim As’ari etika yang harus diperhatikan dalam belajar adalah sebagai berikut
1.      Membersihkan hati dari berbagai macam gangguan keimanan dan keduiniawian.
2.      Membersihkan niat.
3.      Tidak menunda-nunda kesempatan belajar.
4.      Bersabar dan qonaah terhadap segala macam cobaan.
5.      Pandai mengatur waktu.
6.      Menyederhanakan makan dan minum.
7.      Bersikap berhati-hati.
8.      Menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan kemalasan dan kebodohan.
9.      Menyediakan waktu tidur selagi tidak merusak kesehatan.
10. Meninggalkan hal-hal yang kurang berfaedah.


Adapun etika seorang murid terhadap gurunya adalah :
1.   Murid hendaknya selalu memperhatikan dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru.
2.   Memilih guru yang wara dan profesional.
3.   Mengikuti jejak-jejak guru.
4.   Memuliakan guru.
5.   Memperhatikan apa yang menjadi hak guru.
6.   Bersabar terhadap kekerasan guru.
7.   Berkunjung pada guru pada tempatnya.
8.   Berbicara lemah lembut kepada guru.
9.   Mendengarkan segala fatwa guru.

Etika Murid terhadap Pelajaran
1.   Memperhatikan ilmu yang bersifat fardu ‘ain untuk dipelajari.
2.   Harus mempelajari ilmu-ilmu yang mendukung ilmu fardu ‘ain.
3.   Berhati-hati dalam menggapai ikhtilaf para ulama.
4.   Mendisksikan dan mnyetorkan hasil belajar kepada orang yang dipecayai.
5.   Senantiasa menganalisa dan menyimak ilmu.
6.   Mempunyai cita-cita yang tinggi.
7.   Bergaul pada orang yang berilmu tinggi.
8.   Ucapkan salam bila sampai pada majlis ta’lim.
9.   Bertanya terhadap hal-hal yang belum diketahui

Etika Guru dalam Mengajar
1.    Mensucikan diri dari hadas dan kotoran.
2.   Berpakaian yang sopan dan rapi, dan berbau wangi.
3.   Berniat beribadah dalam mengajarkan ilmu kepada peserta didik.
4.   Sampaikan hal-hal yang diajarkan oleh Allah
5.   Berilah salam ketika masuk kedalam kelas.
6.   Sebelum mengajar hendalaklah berdoa.
7.   Berpenampilan yang kalem dan dan jauhi hal-hal yang tidak pantas dipandang mata.
8.   Menjauhkan diri dari bergurau dan banyak tertawa.
9.   Jangan sekali-kali mengajar dalam keadaan lapar dan mengantuk serta marah.
10.Jangan sekali-kali mengajar dalam keadaan mengantuk serta marah.
11.Jangan sekali-kali  mengajarkan hal-hal yang bersifat subhat  yang bisa membinasakan
12Perhatikan masing-masing kemampuan murid dalam belajar.
13. Menasehati dan menegur dengan baik bila terdapat anak didik yang nakal.
14. Bila selesai berilah kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.





[1] Samsul Nizar/Ramayulis: Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, Quantum Teaching, Jkt,2005,h 214

Tidak ada komentar: