PERADABAN
MUGHOL
A.
Sejarah Kerajaan Muhgol
Jatuhnya
kota Ba’dad kedalam kekuasaan Hulaqu pada tahun 656 hijriah adalah permulaan
masa Mughol dalam sejarah islam yang sedang menurun,masa yang tidak
menggembirakan ini berakhir dengan masuknya
tentara Usmani dibawah pimpinan Sultan Salim didalam tahun 923 hijriah.[1]
Kerajaan
Mughol berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Syapawi . kerajaan
Mughol bukanlah karajaan islam pertama dianak benua India. Awal kekuasaan islam
diwilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid dari dinasti Bani
Umayyah. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayah
dibawah pimpinan Muhammad ibn Qasim.[2]
Kerajaan
Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kota didirikan oleh Zahirudin Babur
(1482-1530) salah satu dari cucu Timur Lenk.Ayahnya bernama Umar Mirza,penguasa
Ferghana. Babur mewarisi daerah Fergana dari orang tuanya ketika ia
berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang
menjadi kota penting di Asia Tengah pada mas itu. Pada mulanya ia mengalami
kekalahan,akan tetapi karena mendapat bentuan dari raja Safawi,Ismail I
akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand pada tahun 1494m. Pada tahun 1505 M ia
menduduki Kabul,ibu kota Afganistan.
Setelah
Kabul dapat ditaklukkan,babur meneruskan Ekspansinya ke India.Kala itu Ibrahim
Lodi penguasa India dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintahannya
menjadi kacau. Alam khan (paman dari Ibrahim Lodi) bersama-sama Daulat Khan (gubernur Lahore) mengirm utusan
ke Kabul meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lodi di Delhi,permintaan ini langsung diterimanya.
Pada
tahun 1552 Babur berhasil menguasai Punjab dengan Ibu kotanya
Lahore,setelah itu ia memimpin tentaranya menuju Delhi. Pada tanggal 21 April
1526 M terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim Lodi
bersama ribuan tentaranya terbunuh dalam
pertempuran itu.Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan
pemerintahan disana, dengan demikian berdirilah kerajaan Mughol di India.[3]
Setelah
kerajaan Mughol berdiri raja-raja Hindu diseluruh India menyusun angkatan
perang yang besar untuk menyerang Babur. Namun pasukan Hindu dapat
dikalahkan Babur, sementara di Afghanistan ada golongan yang setia
kepada keluarga Lodi. Mereka mengangkat adik kandung Lodi yang
bernama Mahmud menjadi
Sultan,tetapi Sultan Mahmud Lodi sangant mudah dikalahkan Babur dalam
pertempuran dekat Gogra pada tahun 1529 M.
Pada
tahun 1530 M Babur meninggal dunia
dala usia 48 tahun setelah memrintah selama 30 tahun dengan menunggalkan
kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anknya yang
bernama Humayyun.
Humayyun
putra sulung Babur dalm pemerintahannya banyak menghadapi tantangan
sepanjang masa kekuasaannya selama Sembilan tahun (1530-1539),Negara tidak
aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh,diantara tantangan yang muncul
diantaranya:
· Pemberontakan Bahadur Syah
· Penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi
Pada tahun 1540 terjadi petempuran
dengan Sher Khan di karawj, dalam pertempuran ini Humayyun
mengalami kekalahan, ia terpaksa melarikan diri ke Kahandar dan selanjutnya ke
Persia. Di Persia ia menyusun kembali tentaranya, kemudian dari sini ia
menyerang musuh musuhnya dengan bantuan Raja Persia yang bernama Tahmasp.
Humayyun dapat mengalahkan Sher Khan Shah setelah hamper 15 tahun
berkelana meninggalkan Delhi. Ia kembali ke
India dan menduduki tahta kerajaan Mughal pada tahun 1555 M. setahun
setalah itu (1556) ia meninggal dunia karena terjatuh dari tangga
perpustakaannya. Humayyun di gantikan oleh anaknya Akbar yang
berusia 14 tahun, karena masih muda maka urusan kerajaan di serahkan kepada Bairun
Khan ( seorang penganut syi’ah ). Pada masa Akbar inilahkerajaan
mughal mencapai masa keemasan.[4]
Dimasa pemerintahannya Akbar
menghadapi pemberontakan sisa sisa keturunan Sher Khan Shah yang
masih berkuasa di Punjab, pemberontakan yang paling mengancam kekuasaan Akbar
adalah pemberontakan yang di pimpin oleh Hiku yang menguasai Gwualior
dan Agra. Pasukan pemberontakan itu berusaha memasuki kota Delhi, Bairam
Khan menyambut kedatangan pasukan
tersebut sehingga terjadilah peperangan yang dahsyat yang di sebut Panipat II.
Pada tahun 1556 M Himu dapat di kalahkan, ia di tangkap kemudian di eksekusi
dengan demikian Agera dan Gwalior dapat dikuasai penuh.
Setelah Akbar dewasa ia berusaha
menyingkirkan Bairan Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan
terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairan Khan memeberontak
tetapi dapat di kalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah
persoalan persoalan dalam negri dapat di atasi, Akbar mulai menyususn program
ekspansi berhasil. Ia berhasil menguasai di antaranya adalah :
n Chundar
n Ghoun
n Chitor
n Ranthabar
n Kalinjar
n Gujarat
n Surat
n Bihar
n Bengal
n Khasmir
n Oassa
n Deccan
n Gawailgarh
n Narhala
n Ahmadnagar
n Asirgah.
Wilayah yang sangat luas itu di perintah dalam satu pemerintahan
militeristik.[5]
Dalam
pemerintahan militeristik tersebut Sultan adalah penguasa dictator,
pemerintahan daerash di pegang oleh seorang sipah salar ( kepala komandan )
sedang subdistrik di pegang oleh Faudjar 9 komandan 10 jabatan sipil juga di
beri jenjang kepangkatan yang bercorak kemilitean. Pejabat itu memang di
haruskan mengikuti latihan kemiliteran.
Akbar menerapkan apa
yang di namakan dengan politik Sulakhu ( toleransi universal ) dengan
politik ini seluruh rakyat India di pandang sama, mereka tidak di bedakan,
karena perbedaan etnis dan agama. Di samping itu Akbar pun membentuk Din
Illahi yang mana gagasan ini merupakan upaya Akbar untuk membangun
toleransi beragama dan Akbar juga mendirikan Masadhari lembvaga
pelayanan umum yang berkewajiban menyiapkan segala urusan kerajaan, termasuk
menyiapkan sejumlah pasukan.[6]
Kemampuan
stabilitas politik karena system pemerintahan yang di terapkan Akbar
membawa kemajuan dalam bidang yang lain, di dalam bidang ekonomi kerajaan
mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambnagan dan perdangangan,
akan tetapi sumber keuangan Negara lebih bnayak bertumpu pada sektor pertanian.
Di sektor pertanian ini komunikasi antara pemerintah dan petani di atur dengan
baik pengaturan ini di dasarkan atas lahan pertanian. Deh merupakan unit
lahan pertanian terkecil yang mana beberapa deh tergabung ke dalam Paragna.
[7]
Setelah
Akbar meninggal, ia digantikan oleh anaknya Jihangir (1605-1627)
yang di dukung oleh kekuasaan militer yang besar. Semua kekuatan musuh dan
gerakan pemberontakan berhasil di padamkan, sehingga seluruh rakyat hidup
dengan aman dan damai.
Pada
masa kepemimpinannya Jihangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M)
Kanra. Usaha usaha pengamanan wilayah serta penakhlukan yang ia lakukan
mempertegas kenegarawan yang di warisi dari ayahnya yaitu Akbar.
Jihangir di jatuhkan
oleh anaknya Shah Jehan (1627-1658). Bibit bibit disintegrasi mulai tunbuh pada
pemerintahannya, hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi
Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan, tahun
pertama masa pemerintahannya raja Jujhar Singh Bundela berupaya
memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil di padamkan. Raja Jujhar
Sing Bundela kemudian di usir. Pemberontakan yang paling hebat dating dari
Afghan Pir Lodi atau Khan Jhan seorang gubernur dari provinsi
bagian selatan. Pemberontakan ini cukup menyulitkan, namun pada tahun 1631
pemberontakan inipun di patahkan dan Khan Jahan di hokum mati.
Syhah Jehan di tangkap
oleh anaknya Aurangzeb, setelah di tangkap Shah Jehan di penjara
di bawah tanah, akhirnya terjadi perang saudara antara Aurangzeb dengan
kakak tertua nya Dora, Dora dapat di kalahkan dengan demikian Aurangzeb
menjadi sultan Mughal (1658-1707) dengan gelar Ahangir Padshah Ghazi.[8]
Diantara
kebijakan Aurangzeb diantaranya adalah :
1.
Melarang
adanya perjudian, minuman keras, pelacuran dan narkotika
2.
Melarang
praktek sati ( praktek pembukaran diri seorang janda karena di tinggal
mati oleh suaminya )
3.
Memprakarsai
perusakan kuil hindu
4.
Memprakarsai
kodifikasi hkum islam.[9]
Menurut
Akbar Ahmad cirri cirri masa pemerintahan Aurangzeb diantaranya
adalah :
1.
Cendrung
Ortodok, legalistic, dan menekankan peran Ummah (komunitas
muslim) dan mendukung atau memberikan sokongan pada Ulama. Hal ini bertolak
belakang dengan kebijakan pendahulunya Akbar, yang mana Akbar dengan
mengatur pemerintahannya menerapkan polotik Sulakhul.
2.
Penampilannya
ortodok, menolak pakaian dan sutra, perhiasan emas, tahun baru Persia
dan tahun matahari
3.
Menjadi
pelindung Al Fatwa alam giriyat
4.
Bacaan
kegemarannya adalah Al Qur’an dan karya karyanya Al Ghazali. Ia
menghendaki agar umat Islam kembali kepada ajaran Ortodok Islam.[10]
Setelah
Aurangzeb meninggal Raja Raja pengganti Aurangzeb merupakan
penguasa yang lemah, sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam
Negri, diantaranya adalah :
1.
Bahadur
Syah (1707-1712 M)
2.
Azumus
syah (1712 M)
3.
Jaihandar
syah (1713 M)
4.
Farukh
syiyar (1713-1719 M)
5.
Muhammad
syah ( 1719-1748 M)
6.
Ahmad
syah (1748-1754 M)
7.
Alangir
II (1754-1759 M)
8.
Syah
alam (1761-1806 M)
B.
Kemajuan yang di capai kerajaan mughal
1.
Bidang
Politik dan Administrasi Pemerintahan
a.
Perluasan
wilayah dan konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga masa
pemerintahan Aurangzeb.
b.
Pemerintah
daerah di pegang oleh seorang Sipar Salar (kepala komandan), sedang sub
distrik di pegang oleh Faujar (komandan ). Jabatan jabatan sipil juga di
beri jenjang kepangkatan yang bercorak kemeliteran. Pejabat pejabat itu memang
di haruskan mengikuti latihan kemeliteran.
c.
Akbar
menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini
semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak membedakan karena perbedaan
etnis dan agama. Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah di
praktekkan oleh penguasa Islam.
d.
Pada
masa Akbar terbentuk landasan Institusional dan geografis bagi kekuatan
imperiumnya yang di jalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya
terdiri dari pembesar pembesar Afghan, Iran, Turki dan Muslim Asli India. Peran
penguasa di samping sebagai seorang panglima tentara juga sebagai pemimpin
jihad.
e.
Para
pejabat di pindahkan dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk
menghindarkan mereka mencapai inters yang besar dalam sebuah wilayah tertentu. Jagir
adalah sebidang tanah yang di peruntukkan bagi pejabat yang sedang berkuasa.
Dengan demikian tanah yang di peruntukkan tersebut jarang sekali menjadi hak
milik pejabat kecuali hanya hak pakai.
f.
Wilayah
imperium juga di bagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik yang di kelola oleh
seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat untuk mengamankan
pengumpulan pajak dan untuk mencegah penyalahgunaan oleh kaum petani.
2.
Bidang
Ekonomi
a.
Terbentuknya
system pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
b.
Adanya
system pemerintahan local yang di gunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian
dan melindungi petani
c.
Sistem
pengumpulan pajak yang di berlakukan pada beberapa propinsi utama pada imperium
ini
d.
Perdagangan
dan pengolahan industry pertanian mulai berkembang. Pada masa Akbar konsesi
perdagangan di berikan kepada The British East India (EIC) perusahaan
Inggris-India Timur untuk menjalankan usaha perdangangan di India sejak tahun
1600. Mereka mengekspor katun dan busa sutrea India, bahan baku sutrea sendawa,
nilai dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang
besar.
3.
Bidang
Agama
a.
Pada
masa Akbar perkembangan agama Islam di kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang
menarik, dimana pada masa itu Akbar mengproklamasikan sebuah cara baru
dalam beragama, yaitu konsep Din Ilahi. Karena aliran ini Akbar
mendapat kritik dari berbagai lapapisan umat islam. Bahkan Akbar di
tuduh membuat agama baru. Pada prakteknya din Ilahi bukan sebuah
ajaran tentang agama islam, namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan
umat umat beragama di india.
b.
Perbedaan
kasta di india membawa keuntungan terhadap pengembangan islam seperti pada
daerah Benggal, Islam langsung di sambut dengan tangan terbuka oleh
penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa di sia siakan dan dikutuk oleh
golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu
terlihat dengan digunakannya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan
bahasa dakwah, oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan
islam melahirkan budaya Islam India yang berekembang oleh di nasty mughal..
c.
Berkembangnya
aliran keagamaan Islam di India, sebelum dinasti mughal, muslim India adalah
penganut Sunni fanatic. Tetapi penguasa Mughal memberi tempat bagi syi’ah untuk
mengembangkan pengaruhnya.
d.
Pada
masa ini juga di bentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan
terhadap mazhab hukum, thariqat sufi, persekutuan terhadap ajaran
syaikh, ulama dan wali individual. Mereka terdiri dari warga sunni dan syi’i
e.
Pada
masa Aurangzeb berhasil di susun sebuah risalah hukum islam atau upaya
kodifikasi hukum islam yang dinamkan Fattawa Alamgiri. kodifikasi ini
menurut penulis di tujuakan untuk meluruskan dan menjaga syari’at islam yang
nyaris kacau akibat politik sulakhul dan din I llahi.
4.
Bidang
seni dan budaya
a.
Munculnya
beberapa karya sastra tinggi seperti padmavat yang mengandung pesan kebijakan
manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair Istana.
b.
Kerajaan
mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan
puncak karya arsitektur pada masanya, di ikuti oleh istana Fatpur Sikri
peninggalan Akbar dan masjid Raya Delhi Di Lahore.
c.
Taman
taman kreasi mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara asia tengah,
Persia, Timur Tengah dan local.
Adapun sebab sebab kemajuan kerajaan
Mughal adalah sebagai berikut :
1.
Kerajaan
mughal memiliki pemerintahan dan raja yang kuat. Politk toleransi di nilai
dapat menetralisir perbedaan agama dan suku bnagsa, baik antara islam-Hindu,
ataupun India-Non India (Persia-Turki)
2.
Hingga
pemerintahan Aurangzeb rakyat cukup puas dan sejahtera dengan pola
kepemimpinan raja dan program kesejahteraannya.
3.
Prajurit
Mughal dikenal sebagai prajurit yang tangguh dan memiliki patriotisme yang
tinggi.
4.
Sultan
yang memerintah sangat mencintai ilmu dan pengetahuan.
C.
Kemunduran Kemunduran Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal mencapai puncak
kejayaannya pada masa kepemimpinan Akbar (1556-1605), generasi sesudah Akbar
yaitu Jahangir (1605-1627), Shan Jahan (1627-1658), Aurangzeb
(1658-1707) masih dapat mempertahankan kemajuan tersebut.
Mundurnya kerajaan Mughal di mulai
setelah meninggalnya Aurangzeb, kemudian di gantikan oleh Sultan
Sultan yang lemah, mulai dari Bahadur Syah sampai dengan Syah Alam,
sehingga tidak mampu mengatasi kemerosostan politik dalam Negri dan akhirnya
Mughal di serang oleh Ahmad syah Durani dari Afgan. Selain itu pada abad
18 M terjadi pertempuran antara Inggris dengan Perancis karena berebut daerah
jajahan di asia. Inggris menang kemudian dan inggris menakhlukkan daerah daerah
di India satu persatu.[11]
Tanda tanda kemunduran sudah
terlihat dengan indikator sebagaimana berikut :
a.
Internal
: tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan dan
lemahnya control pemerintah pusat
b.
Eksternal
: terjadinya pemberontakan dimana mana, seperti invasi inggris melalui EIC.
Pada
zaman Akbar II Inggris ( melalui EIC) diberi kebebesan untuk mengembnagkan
usahanya di India dan sebgai imbalannya Inggris di wajibkan menjamin kehidupan
Raja dan keluarga istana.
Dominasi
Inggris di duga sebagai factor pendorong kehancuran Mughal, pada waktu itu EIC
mengalami kerugian. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi istana,EIC
mengadakaan pungutan yang tinggi terhadap rakyat sedara ketat dan cendrung kasar,karena rakyat merasa
ditekan,maka mereka baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan
pemberontakan. Mereka meiminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambing
perlawanan itu dalam rangka mengembalikan kekuasaan kerajaan. Dengan demikian
terjadilah perlawanan terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M.
perlawanan mereka dapat di patahkan dengan mudah, Iggris kemudian menjatuhkan
hukuman yang kejam terhadap para pemberontak, mereka di usir dari kota Delhi
dan Bahadur Syah. Raja Mughal terakhirdi usir dari istana tahun 1858,
dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India.
Ada
beberapa factor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan membawa
kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu :
1.
Terjadinya
stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di
wilayah wilayah pantai tidak dapat di pantau oleh kekuatan maritime Mughal.
2.
Kemerosostan
moral dan hidup mewah di kalangan elit politik yang mengakibatkan pemborosan
dalam penggunaan uang Negara.
3.
Pendekatan
Aurangzeb yang terlampau kasar dalam melaksanakan ide ide diatasi oleh
Sultan sultan sesudahnya.
4.
Semua
pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang orang lemah dalam bidang
kepemimpinan.
KESIMPULAN
Kerajaan Mughal merupakan salah satu
warisan peradaban islam di India. Kerajaan ini telah menjadi motifasi
kebangkitan baru bagi peradaban tua anak benua India yang nyaris tenggelam.
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota di didirikan oleh Zahiruddin
Babur, salah satu dari cucu Timur Lenk.
Peradaban peradaban dinasti Mughal
pada masa pemerintahan Aurangzeb berupa karya karya sastra besar yang
berkembang pada masa tersebut. Diantarnya adalah munculnya karya sastra gubahan
penyair istana baik yang berbahasa Persia, maupun yang berbahasa India. Selain
itu karya seni yang di hasilkan pada masa dinasti ini adalah karya karya arsitektur
yang indah seperti bangunan istana Fatfur di sikri, vila vila dan mesjid mesjid
yang indah. Bentuk bangunan fisik yang masih dapat di lihat pada saat ini
adalah bnagunan tajmahal, dan mesjid moti yang berlapisan mutiara.
Kemunduran kerajaan Mughal di mulai
sejak meninggalnya Aurangzeb yang kemudian dig anti oleh sultan sultan
yang lemah. Selain itu terjadi juga pertempuran antra Inggris dan Prancis
karena berebut daerah jajajhan di Asia. Inggris mendapatkan kemenagan atas
Prancis dan menakhlukkan daerah daerah di India satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban
Islam, Bandung Islamika,2008
Musyrifah Sunanto, Sejarah
aiaslam Klasik, Jakarta Timur,Prenada Media.2003
Badri Yatim,Sejarah Peradaban
Islam,PT Raja Grafindo Persada.2004
A.Hasymy,Sejarah Kebudayaan Islam,
Jakarta,Bulan Bintang.1995.
Akhbar Ahmad,Sejarah dan
Peradaban Islam,Pustaka Setia,Jakarta tahun 1992
Kata Pengantar
Kerajaan Mughol merupakan salah satu
warisan peradaban islam di India.Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi
kebangkitan baru peradaban tua dianak benus India yang nyaris tenggelam.
Sebagaimna diketahui, india adalah suatu wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya peradaban Hindu. Dengan
hadirnya kerajaan Mughol,maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang
nyaris tenggelam muncul kembali.
Maaklah ini selain menggambarkan
secara ringkas bagian-bagian penting tentang asal-usul,tumbuh,berkembang serta
mundurnya peradaban yang dibina Kerajaan Mughol,juga mengulas factor-faktor
yang yang mendorong timbul hingga tenggelamnya kerajaan tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk mengambil pelajaran,bagaimana membalikkan gelombang peradaban
di anak benua India
Selanjutnya sebagai tugas mata
kuliah Sejarah Perkembangan Peradaban Islam pada program Pasca Sarjana UIN
Sultan Syarif Kasim Pekan Baru,penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan kita sejarah dan perkembangan
islam.
Kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Dan akhirnya hanya kepada Allah saja
kita berserah diri.
Wassalam
Penulis
M A KA L A H
SEJARAH
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM
PERADABAN
MUGHOL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : F I R D A U S
PROGRAM PASCA
SARJANA
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI SUTAN SYARIF KASIM
[1]
A.Hasyimi,Sejarah Kebudayaan Islam,Bulan Bintang,tahun 1995,hlm 347
[2]
Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam,PT Raja Grafindo
Persada,Jakarta,tahun 2004,hlm 145
[3]
Badri Yatim,ibid,hal 147
[4]
Badri Yatim,ibid hal 148
[5]
Badri Yatim, ibid hal 149
[6]
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam,Bandung,Pustaka
Islamika,Tahun 2008 hlm 344
[7]
Jaih Mubarok,Ibid,hlm 345
[8]
Jaih Mubarok,ibid hlm 244
[9]
Jaih Mubarok,ibid hlm 244
[10]
Akhbar Ahmad,Sejarah Dan Peradaban Islam,Pustaka Setia,Jakarta,tahun
1992,hlm 87
[11]
Musrifah Sunanto,SEjarah Islam Klasik.Jakarta,Prenada Media,tahun 2004
hlm 245
Tidak ada komentar:
Posting Komentar