Kamis, 12 Januari 2012

PERADABAN MUGHOL
A.      Sejarah Kerajaan Muhgol
Jatuhnya kota Ba’dad kedalam kekuasaan Hulaqu pada tahun 656 hijriah adalah permulaan masa Mughol dalam sejarah islam yang sedang menurun,masa yang tidak menggembirakan ini berakhir dengan masuknya  tentara Usmani dibawah pimpinan Sultan Salim didalam tahun 923 hijriah.[1]
Kerajaan Mughol berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Syapawi . kerajaan Mughol bukanlah karajaan islam pertama dianak benua India. Awal kekuasaan islam diwilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid dari dinasti Bani Umayyah. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayah dibawah pimpinan Muhammad ibn Qasim.[2]
Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kota didirikan oleh Zahirudin Babur (1482-1530) salah satu dari cucu Timur Lenk.Ayahnya bernama Umar Mirza,penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Fergana dari orang tuanya ketika ia berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada mas itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan,akan tetapi karena mendapat bentuan dari raja Safawi,Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand pada tahun 1494m. Pada tahun 1505 M ia menduduki Kabul,ibu kota Afganistan.
Setelah Kabul dapat ditaklukkan,babur meneruskan Ekspansinya ke India.Kala itu Ibrahim Lodi penguasa India dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintahannya menjadi kacau. Alam khan (paman dari Ibrahim Lodi) bersama-sama  Daulat Khan (gubernur Lahore) mengirm utusan ke Kabul meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lodi  di Delhi,permintaan ini langsung diterimanya.
Pada tahun 1552 Babur berhasil menguasai Punjab dengan Ibu kotanya Lahore,setelah itu ia memimpin tentaranya menuju Delhi. Pada tanggal 21 April 1526 M terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim Lodi bersama ribuan tentaranya  terbunuh dalam pertempuran itu.Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahan disana, dengan demikian berdirilah kerajaan Mughol di India.[3]
Setelah kerajaan Mughol berdiri raja-raja Hindu diseluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur. Namun pasukan Hindu dapat dikalahkan Babur, sementara di Afghanistan ada golongan yang setia kepada keluarga Lodi. Mereka mengangkat adik kandung Lodi yang bernama Mahmud  menjadi Sultan,tetapi Sultan Mahmud Lodi sangant mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat Gogra pada tahun 1529 M.
Pada tahun 1530 M Babur meninggal dunia  dala usia 48 tahun setelah memrintah selama 30 tahun dengan menunggalkan kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anknya yang bernama Humayyun.
Humayyun putra sulung Babur dalm pemerintahannya banyak menghadapi tantangan sepanjang masa kekuasaannya selama Sembilan tahun (1530-1539),Negara tidak aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh,diantara tantangan yang muncul diantaranya:

·      Pemberontakan Bahadur Syah
·      Penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi
Pada tahun 1540 terjadi petempuran dengan Sher Khan di karawj, dalam pertempuran ini Humayyun mengalami kekalahan, ia terpaksa melarikan diri ke Kahandar dan selanjutnya ke Persia. Di Persia ia menyusun kembali tentaranya, kemudian dari sini ia menyerang musuh musuhnya dengan bantuan Raja Persia yang bernama Tahmasp. Humayyun dapat mengalahkan Sher Khan Shah setelah hamper 15 tahun berkelana meninggalkan Delhi. Ia kembali ke  India dan menduduki tahta kerajaan Mughal pada tahun 1555 M. setahun setalah itu (1556) ia meninggal dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaannya. Humayyun di gantikan oleh anaknya Akbar yang berusia 14 tahun, karena masih muda maka urusan kerajaan di serahkan kepada Bairun Khan ( seorang penganut syi’ah ). Pada masa Akbar inilahkerajaan mughal mencapai masa keemasan.[4]
Dimasa pemerintahannya Akbar menghadapi pemberontakan sisa sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab, pemberontakan yang paling mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang di pimpin oleh Hiku yang menguasai Gwualior dan Agra. Pasukan pemberontakan itu berusaha memasuki kota Delhi, Bairam Khan menyambut kedatangan  pasukan tersebut sehingga terjadilah peperangan yang dahsyat yang di sebut Panipat II. Pada tahun 1556 M Himu dapat di kalahkan, ia di tangkap kemudian di eksekusi dengan demikian Agera dan Gwalior dapat dikuasai penuh.
Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairan Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairan Khan memeberontak tetapi dapat di kalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan persoalan dalam negri dapat di atasi, Akbar mulai menyususn program ekspansi berhasil. Ia berhasil menguasai di antaranya adalah :
n Chundar
n Ghoun
n Chitor
n Ranthabar
n Kalinjar
n Gujarat
n Surat
n Bihar
n Bengal
n Khasmir
n Oassa
n Deccan
n Gawailgarh
n Narhala
n Ahmadnagar
n Asirgah.
Wilayah yang sangat luas itu di perintah dalam satu pemerintahan militeristik.[5]

Dalam pemerintahan militeristik tersebut Sultan adalah penguasa dictator, pemerintahan daerash di pegang oleh seorang sipah salar ( kepala komandan ) sedang subdistrik di pegang oleh Faudjar 9 komandan 10 jabatan sipil juga di beri jenjang kepangkatan yang bercorak kemilitean. Pejabat itu memang di haruskan mengikuti latihan kemiliteran.
Akbar menerapkan apa yang di namakan dengan politik Sulakhu ( toleransi universal ) dengan politik ini seluruh rakyat India di pandang sama, mereka tidak di bedakan, karena perbedaan etnis dan agama. Di samping itu Akbar pun membentuk Din Illahi yang mana gagasan ini merupakan upaya Akbar untuk membangun toleransi beragama dan Akbar juga mendirikan Masadhari lembvaga pelayanan umum yang berkewajiban menyiapkan segala urusan kerajaan, termasuk menyiapkan sejumlah pasukan.[6]
Kemampuan stabilitas politik karena system pemerintahan yang di terapkan Akbar membawa kemajuan dalam bidang yang lain, di dalam bidang ekonomi kerajaan mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambnagan dan perdangangan, akan tetapi sumber keuangan Negara lebih bnayak bertumpu pada sektor pertanian. Di sektor pertanian ini komunikasi antara pemerintah dan petani di atur dengan baik pengaturan ini di dasarkan atas lahan pertanian. Deh merupakan unit lahan pertanian terkecil yang mana beberapa deh tergabung ke dalam Paragna. [7]
Setelah Akbar meninggal, ia digantikan oleh anaknya Jihangir (1605-1627) yang di dukung oleh kekuasaan militer yang besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil di padamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai.
Pada masa kepemimpinannya Jihangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M) Kanra. Usaha usaha pengamanan wilayah serta penakhlukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawan yang di warisi dari ayahnya yaitu Akbar.
Jihangir di jatuhkan oleh anaknya Shah Jehan (1627-1658). Bibit bibit disintegrasi mulai tunbuh pada pemerintahannya, hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan, tahun pertama masa pemerintahannya raja Jujhar Singh Bundela berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil di padamkan. Raja Jujhar Sing Bundela kemudian di usir. Pemberontakan yang paling hebat dating dari Afghan Pir Lodi atau Khan Jhan seorang gubernur dari provinsi bagian selatan. Pemberontakan ini cukup menyulitkan, namun pada tahun 1631 pemberontakan inipun di patahkan dan Khan Jahan di hokum mati.
Syhah Jehan di tangkap oleh anaknya Aurangzeb, setelah di tangkap Shah Jehan di penjara di bawah tanah, akhirnya terjadi perang saudara antara Aurangzeb dengan kakak tertua nya Dora, Dora dapat di kalahkan dengan demikian Aurangzeb menjadi sultan Mughal (1658-1707) dengan gelar Ahangir Padshah Ghazi.[8]
Diantara kebijakan Aurangzeb diantaranya adalah :
1.    Melarang adanya perjudian, minuman keras, pelacuran dan narkotika
2.    Melarang praktek sati ( praktek pembukaran diri seorang janda karena di tinggal mati oleh suaminya )
3.    Memprakarsai perusakan kuil hindu
4.    Memprakarsai kodifikasi hkum islam.[9]
Menurut Akbar Ahmad cirri cirri masa pemerintahan Aurangzeb diantaranya adalah :
1.      Cendrung Ortodok, legalistic, dan menekankan peran Ummah (komunitas muslim) dan mendukung atau memberikan sokongan pada Ulama. Hal ini bertolak belakang dengan kebijakan pendahulunya Akbar, yang mana Akbar dengan mengatur pemerintahannya menerapkan polotik Sulakhul.
2.      Penampilannya ortodok, menolak pakaian dan sutra, perhiasan emas, tahun baru Persia dan tahun matahari
3.      Menjadi pelindung Al Fatwa alam giriyat
4.      Bacaan kegemarannya adalah Al Qur’an dan karya karyanya Al Ghazali. Ia menghendaki agar umat Islam kembali kepada ajaran Ortodok Islam.[10]
Setelah Aurangzeb meninggal Raja Raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah, sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam Negri, diantaranya adalah :
1.    Bahadur Syah (1707-1712 M)
2.    Azumus syah (1712 M)
3.    Jaihandar syah (1713 M)
4.    Farukh syiyar (1713-1719 M)
5.    Muhammad syah ( 1719-1748 M)
6.    Ahmad syah (1748-1754 M)
7.    Alangir II (1754-1759 M)
8.    Syah alam (1761-1806 M)

B.  Kemajuan yang di capai kerajaan mughal
1.    Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
a.      Perluasan wilayah dan konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga masa pemerintahan Aurangzeb.
b.      Pemerintah daerah di pegang oleh seorang Sipar Salar (kepala komandan), sedang sub distrik di pegang oleh Faujar (komandan ). Jabatan jabatan sipil juga di beri jenjang kepangkatan yang bercorak kemeliteran. Pejabat pejabat itu memang di haruskan mengikuti latihan kemeliteran.
c.       Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak membedakan karena perbedaan etnis dan agama. Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah di praktekkan oleh penguasa Islam.
d.      Pada masa Akbar terbentuk landasan Institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang di jalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar pembesar Afghan, Iran, Turki dan Muslim Asli India. Peran penguasa di samping sebagai seorang panglima tentara juga sebagai pemimpin jihad.
e.       Para pejabat di pindahkan dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk menghindarkan mereka mencapai inters yang besar dalam sebuah wilayah tertentu. Jagir adalah sebidang tanah yang di peruntukkan bagi pejabat yang sedang berkuasa. Dengan demikian tanah yang di peruntukkan tersebut jarang sekali menjadi hak milik pejabat kecuali hanya hak pakai.
f.       Wilayah imperium juga di bagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik yang di kelola oleh seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat untuk mengamankan pengumpulan pajak dan untuk mencegah penyalahgunaan oleh kaum petani.

2.    Bidang Ekonomi
a.       Terbentuknya system pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
b.      Adanya system pemerintahan local yang di gunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani
c.       Sistem pengumpulan pajak yang di berlakukan pada beberapa propinsi utama pada imperium ini
d.      Perdagangan dan pengolahan industry pertanian mulai berkembang. Pada masa Akbar konsesi perdagangan di berikan kepada The British East India (EIC) perusahaan Inggris-India Timur untuk menjalankan usaha perdangangan di India sejak tahun 1600. Mereka mengekspor katun dan busa sutrea India, bahan baku sutrea sendawa, nilai dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang besar.

3.    Bidang Agama
a.       Pada masa Akbar perkembangan agama Islam di kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, dimana pada masa itu Akbar mengproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai lapapisan umat islam. Bahkan Akbar di tuduh membuat agama baru. Pada prakteknya din Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama islam, namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat umat beragama di india.
b.      Perbedaan kasta di india membawa keuntungan terhadap pengembangan islam seperti pada daerah Benggal, Islam langsung di sambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa di sia siakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat dengan digunakannya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah, oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan islam melahirkan budaya Islam India yang berekembang oleh di nasty mughal..
c.       Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India, sebelum dinasti mughal, muslim India adalah penganut Sunni fanatic. Tetapi penguasa Mughal memberi tempat bagi syi’ah untuk mengembangkan pengaruhnya.
d.      Pada masa ini juga di bentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap mazhab hukum, thariqat sufi, persekutuan terhadap ajaran syaikh, ulama dan wali individual. Mereka terdiri dari warga sunni dan syi’i
e.       Pada masa Aurangzeb berhasil di susun sebuah risalah hukum islam atau upaya kodifikasi hukum islam yang dinamkan Fattawa Alamgiri. kodifikasi ini menurut penulis di tujuakan untuk meluruskan dan menjaga syari’at islam yang nyaris kacau akibat politik sulakhul dan din I llahi.

4.    Bidang seni dan budaya
a.       Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti padmavat yang mengandung pesan kebijakan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair Istana.
b.      Kerajaan mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, di ikuti oleh istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan masjid Raya Delhi Di Lahore.
c.       Taman taman kreasi mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara asia tengah, Persia, Timur Tengah dan local.
Adapun sebab sebab kemajuan kerajaan Mughal adalah sebagai berikut :
1.      Kerajaan mughal memiliki pemerintahan dan raja yang kuat. Politk toleransi di nilai dapat menetralisir perbedaan agama dan suku bnagsa, baik antara islam-Hindu, ataupun India-Non India (Persia-Turki)
2.      Hingga pemerintahan Aurangzeb rakyat cukup puas dan sejahtera dengan pola kepemimpinan raja dan program kesejahteraannya.
3.      Prajurit Mughal dikenal sebagai prajurit yang tangguh dan memiliki patriotisme yang tinggi.
4.      Sultan yang memerintah sangat mencintai ilmu dan pengetahuan.

C.  Kemunduran Kemunduran Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Akbar (1556-1605), generasi sesudah Akbar yaitu Jahangir (1605-1627), Shan Jahan (1627-1658), Aurangzeb (1658-1707) masih dapat mempertahankan kemajuan tersebut.
Mundurnya kerajaan Mughal di mulai setelah meninggalnya Aurangzeb, kemudian di gantikan oleh Sultan Sultan yang lemah, mulai dari Bahadur Syah sampai dengan Syah Alam, sehingga tidak mampu mengatasi kemerosostan politik dalam Negri dan akhirnya Mughal di serang oleh Ahmad syah Durani dari Afgan. Selain itu pada abad 18 M terjadi pertempuran antara Inggris dengan Perancis karena berebut daerah jajahan di asia. Inggris menang kemudian dan inggris menakhlukkan daerah daerah di India satu persatu.[11]
Tanda tanda kemunduran sudah terlihat dengan indikator sebagaimana berikut :
a.       Internal : tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan dan lemahnya control pemerintah pusat
b.      Eksternal : terjadinya pemberontakan dimana mana, seperti invasi inggris melalui EIC.
Pada zaman Akbar II Inggris ( melalui EIC) diberi kebebesan untuk mengembnagkan usahanya di India dan sebgai imbalannya Inggris di wajibkan menjamin kehidupan Raja dan keluarga istana.
Dominasi Inggris di duga sebagai factor pendorong kehancuran Mughal, pada waktu itu EIC mengalami kerugian. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi istana,EIC mengadakaan pungutan yang tinggi terhadap rakyat sedara  ketat dan cendrung kasar,karena rakyat merasa ditekan,maka mereka baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan. Mereka meiminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambing perlawanan itu dalam rangka mengembalikan kekuasaan kerajaan. Dengan demikian terjadilah perlawanan terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M. perlawanan mereka dapat di patahkan dengan mudah, Iggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para pemberontak, mereka di usir dari kota Delhi dan Bahadur Syah. Raja Mughal terakhirdi usir dari istana tahun 1858, dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India.
Ada beberapa factor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu :
1.      Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah wilayah pantai tidak dapat di pantau oleh kekuatan maritime Mughal.
2.      Kemerosostan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara.
3.      Pendekatan Aurangzeb yang terlampau kasar dalam melaksanakan ide ide diatasi oleh Sultan sultan sesudahnya.
4.      Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang orang lemah dalam bidang kepemimpinan.




KESIMPULAN
Kerajaan Mughal merupakan salah satu warisan peradaban islam di India. Kerajaan ini telah menjadi motifasi kebangkitan baru bagi peradaban tua anak benua India yang nyaris tenggelam. Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota di didirikan oleh Zahiruddin Babur, salah satu dari cucu Timur Lenk.
Peradaban peradaban dinasti Mughal pada masa pemerintahan Aurangzeb berupa karya karya sastra besar yang berkembang pada masa tersebut. Diantarnya adalah munculnya karya sastra gubahan penyair istana baik yang berbahasa Persia, maupun yang berbahasa India. Selain itu karya seni yang di hasilkan pada masa dinasti ini adalah karya karya arsitektur yang indah seperti bangunan istana Fatfur di sikri, vila vila dan mesjid mesjid yang indah. Bentuk bangunan fisik yang masih dapat di lihat pada saat ini adalah bnagunan tajmahal, dan mesjid moti yang berlapisan mutiara.
Kemunduran kerajaan Mughal di mulai sejak meninggalnya Aurangzeb yang kemudian dig anti oleh sultan sultan yang lemah. Selain itu terjadi juga pertempuran antra Inggris dan Prancis karena berebut daerah jajajhan di Asia. Inggris mendapatkan kemenagan atas Prancis dan menakhlukkan daerah daerah di India satu persatu.





DAFTAR PUSTAKA
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Bandung Islamika,2008
Musyrifah Sunanto, Sejarah aiaslam Klasik, Jakarta Timur,Prenada Media.2003
Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam,PT Raja Grafindo Persada.2004
A.Hasymy,Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta,Bulan Bintang.1995.
Akhbar Ahmad,Sejarah dan Peradaban Islam,Pustaka Setia,Jakarta tahun 1992











Kata Pengantar
Kerajaan Mughol merupakan salah satu warisan peradaban islam di India.Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru peradaban tua dianak benus India yang nyaris tenggelam. Sebagaimna diketahui, india adalah suatu wilayah tempat tumbuh  dan berkembangnya peradaban Hindu. Dengan hadirnya kerajaan Mughol,maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam muncul kembali.
Maaklah ini selain menggambarkan secara ringkas bagian-bagian penting tentang asal-usul,tumbuh,berkembang serta mundurnya peradaban yang dibina Kerajaan Mughol,juga mengulas factor-faktor yang yang mendorong timbul hingga tenggelamnya kerajaan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengambil pelajaran,bagaimana membalikkan gelombang peradaban di anak benua India
Selanjutnya sebagai tugas mata kuliah Sejarah Perkembangan Peradaban Islam pada program Pasca Sarjana UIN Sultan Syarif Kasim Pekan Baru,penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kita  sejarah dan perkembangan islam.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Dan akhirnya hanya kepada Allah saja kita berserah diri.
                                                                                   
                                                                                    Wassalam
                                                                                    Penulis

M A KA L A H
SEJARAH PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

PERADABAN MUGHOL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH   : F I R D A U S
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUTAN SYARIF KASIM



[1] A.Hasyimi,Sejarah Kebudayaan Islam,Bulan Bintang,tahun 1995,hlm 347
[2] Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam,PT Raja Grafindo Persada,Jakarta,tahun 2004,hlm 145
[3] Badri Yatim,ibid,hal 147

[4] Badri Yatim,ibid  hal 148
[5] Badri Yatim, ibid hal 149
[6] Jaih Mubarok, Sejarah  Peradaban Islam,Bandung,Pustaka Islamika,Tahun 2008 hlm 344
[7] Jaih Mubarok,Ibid,hlm 345
[8] Jaih Mubarok,ibid hlm 244
[9] Jaih Mubarok,ibid hlm 244
[10] Akhbar Ahmad,Sejarah Dan Peradaban Islam,Pustaka Setia,Jakarta,tahun 1992,hlm 87
[11] Musrifah Sunanto,SEjarah Islam Klasik.Jakarta,Prenada Media,tahun 2004 hlm 245

Tidak ada komentar: